Umrah Backpacker Jadi Pilihan

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Mansyur Faqih

Selasa 16 Jul 2013 14:02 WIB

Backpacker (Ilustrasi) Foto: Backpacker.com Backpacker (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak kaum Muslim selama Ramadhan yang merindukan Tanah Suci. Karena itu, ghairah untuk bisa berkunjung ke Makkah mau pun Madinah tidak bisa ditahan. Untuk menyiasati agar perjalanan spiritualnya tidak menguras kantong, tidak sedikit di antara mereka memilih umrah secara backpacker

PT Makara Wisata adalah pelopor penyelenggara umrah dengan biaya murah. Perjalanan spiritual yang seharusnya membutuhkan biaya cukup besar bisa ditekan karena fasilitas yang disediakan disesuaikan kocek. Meski begitu, peminat umrah backpacker lumayan besar. 

"Sekarang di kantor tinggal saya sendiri, karena pegawai lainnya sedang berada di Tanah Suci mengantarkan jamaah umrah backpacker," kata pengurus PT Makara Wisata Muhammad Fitrullah, Selasa (16/7). 

Beda umrah backpacker dengan reguler adalah dari segi harga. Tahun ini, kata Fitrullah, umrah versi hemat hanya dikenakan biaya Rp 12 juta atau sekitar Rp 5 juta di bawah tarif normal. Hanya saja, karena lebih murah, konsekuensinya beberapa fasilitas dikurangi. Untuk menyiasati itu, sambungnya, jamaah yang berangkat diutamakan berusia di bawah 40 tahun, karena membutuhkan fisik sempurna.

Keunggulan umrah backpacker, ia melanjutkan, jamaah bisa lebih fleksibel dalam menunaikan aktivitasnya di sana. Misalnya, mereka tidak harus ke penginapan atau pemondokan karena masuk jam makan. Alhasil, jamaah lebih leluasa dalam beribadah karena bisa membawa bekal sendiri. "Jadinya, jamaah bisa sepuasnya beribadah di Tanah Haram." 

Banyaknya peminat jamaah umrah backpacker selama Ramadhan dapat dimaklumi. Menurut Fitrullah, rata-rata mereka rindu ingin menghabiskan bulan suci ini di Baitullah dengan harapan bisa memenuhi kebutuhan spiritualnya. 

Dengan berada di Makkah dan Madinah, kata dia, jamaah ada yang berharap bisa lebih khusuk dalam iktikaf mau pun bisa meraih malam lailatul qadar karena berada di tempat diijabahnya doa. "Jamaah ingin doanya dikabulkan, makanya hingga akhir Ramadhan berada di sana. Baru, pulang ke Indonesia usai Lebaran," ujarnya. 

Terpopuler