Puasa Ibadah Sepanjang Masa

Red: Heri Ruslan

Selasa 16 Jul 2013 13:06 WIB

Selama seratus tahun lebih, pasar iftar Chawkbazar, pasar santapan berbuka puasa terbesar di Ibu Kota Bangladesh, Dhaka, selalu menarik kunjungan ratusan orang dari penjuru negara Foto: CHINA DAILY Selama seratus tahun lebih, pasar iftar Chawkbazar, pasar santapan berbuka puasa terbesar di Ibu Kota Bangladesh, Dhaka, selalu menarik kunjungan ratusan orang dari penjuru negara

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa

Puasa diyakini banyak agama sebagai wasilah mencapai keagungan spiritual dan penawar kealpaan.

Puasa merupakan bentuk ibadah yang memiliki sejarah sangat tua. Tak hanya dijalankan Muslimin, tapi juga hampir oleh seluruh penganut agama di dunia. Bahkan, tak hanya tiga agama Ibrahimiyyah atau agama Samawi, ibadah puasa pun telah dijalankan masyarakat Mesir Kuno, Yunani, Romawi, dan Cina kuno.

Di dalam Misteri Bulan Ramadhan karya Yusuf Burhanudin disebutkan, bangsa Phoenix di Mesir berpuasa untuk menghormati Dewi Isis. Sekitar 193 SM, bangsa Romawi kuno berpuasa selama setahun penuh dalam setiap lima tahun untuk menghormati Dewa Osiris, yakni dewa pelindung kematian sekaligus suami Dewi Isis. Bangsa Yunani mempelajari kelebihan puasa dari bangsa Mesir kuno.

Puasa, dalam kamus militer Yunani kuno, dianggap sebagai persiapan awal menghadapi peperangan. Bangsa Romawi pun meniru ritual puasa dari bangsa Yunani. Mereka percaya, puasa bisa menjadi benteng diri karena mengandung dua dimensi kekuatan, baik secara fisik maupun metafisik (ketahanan dan kesabaran). Sedangkan, dalam ajaran Cina kuno, puasa termasuk salah satu ajaran Buddha dalam rangka menyucikan diri.

“Semenjak permulaan sejarah manusia, puasa diyakini oleh banyak agama sebagai salah satu wasilah mencapai keagungan spiritual dan menjadi penawar kealpaan yang bisa menuntun pelakunya dari kemungkaran. Puasa bukan amalan ibadah umat Islam saja, ia juga merupakan amalan lazim masyarakat non-Islam, seperti Mesir kuno, Yunani kuno, bangsa Romawi, dan Cina kuno,” ujar Yusuf.

Adapun dalam agama Samawi, puasa merupakan ibadah yang disyariatkan Allah. Tak hanya Islam, puasa juga disyariatkan agama Yahudi dan Nasrani. Dalam kitab suci Yahudi, yakni dalam surah Eksodus Kitab Taurat (Perjanjian Lama) dikisahkan Nabi Musa berpuasa selama 40 hari di Gunung Sinai. Tradisi puasa Nabi Musa pun diteruskan oleh Yahudi.

Yasin T Al Jibouri & Mirza Javad Agha Maliki Tabrizi dalam Rahasia Puasa Ramadhan menyebutkan, selama periode melaksanakan puasa 40 hari di Bukit Sina, Nabi Musa diberikan tanggung jawab berat berupa “Sepuluh Perintah Tuhan” (The Ten Commandments). Musa diperintahkan dalam Taurat untuk melaksanakan puasa pada hari kesepuluh bulan ketujuh dan hari kesembilan bulan kedelapan. Orang Yahudi dulunya (dan sebagian masih) melaksanakan puasa selama masa kesedihan dan ratapan serta ketika menghadapi bahaya.

Kaum Yahudi juga terbiasa untuk melaksanakan puasa satu hari sebagai pertaubatan dan kapan saja saat mereka percaya bahwa Tuhan sedang murka. Pada masa ini, mereka melaksanakan puasa selama satu minggu untuk memperingati kehancuran Yesuralem di tangan Nebukadnezar II (605-562 SM), putra Nabopolassar pendiri kerajaan Babilonia Baru, pada 16 Maret 597 SM. Mereka juga melaksanakan puasa pada hari-hari lain.

Adapun bagi Nasrani, dicontohkan oleh Nabi Isa dan ibundanya, Maryam bintiImran, yang diberitakan melaksanakan puasa pada hari pertaubatan. Nabi Isa dan para muridnya (hawariyyun) melaksanakan puasa selama 40 hari sebagaimana yang dilaksanakan oleh Nabi Musa sebelumnya. Inilah puasa yang lebih utama dilaksanakan sebelum Hari Paskah dikalangan orang Kristen. Kemudian, para teolog Kristen memulai jenis-jenis puasa lainnya, seperti puasa tidak makan daging, ikan, atau telur.

Yusuf Burhaudin mengatakan, sejarah mencatat empat model puasa, yakni meninggalkan makan, minum, bersetubuh, maupun berbicara. Seperti, puasanya Siti Maryam, ibunda Isa, yang tidak berkata-kata dengan seorang manusia pun. “Seperti nazarnya Siti Maryam, suku Aborigin di Australia pun melakukan hal yang sama. Mereka mewajibkan puasa dari berkata-kata bagi seorang istri yang ditinggal mati suaminya selama satu tahun penuh,” ujarnya.

Terpopuler