REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Sejumlah surat kabar utama Kuwait naik cetak lebih awal selama Ramadhan. Namun, konsekuensi dari perubahan itu membuat mereka kehilangan isu besar pada hari itu.
Harian Al-Anbaa misalnya sudah naik cetak selesai berbuka puasa. Mereka terapkan kebijakan ini dengan acuan perubahan rutinitas warga Kuwait selama Ramadhan.
"Perubahan inilah membuat kami dan surat kabar lainnya mengambil keputusan dan menerapkannya," ungkap Pemimpin Redaksi, Al-Anbaa, Mohammed Al-Husseini, seperti dikutip alarabiya.net, Selasa (16/7).
Para pakar media menilai kebijakan itu justru membuat surat kabar tidak menjangkau seluruh isu yang terjadi hari ini. Akibatnya, pembaca melihat media yang dibacanya seperti kurang "mengigit" dalam menyajikan berita.
Pendapat itu justru dibantah oleh Husseini. Menurut dia, tidak masalah bila surat kabar terbit malam hari. Ini karena, mereka (masyarakat) butuh informasi soal pristiwa apa yang terjadi hari ini. "Kami kan punya online, jadi ini sangat membantu," katanya.
Lain hal dengan Harian As-Seyasah. Mereka tetap terbit seperti biasa. "Pasar dunia tidak akan berhenti sebelum pukul 8 malam. Demikian isu internasional yang terus bergulir hingga malam hari. Jadi, kami memutuskan tidak terbit malam hari," ungkap Mohamed Al-Jarallah, Pemimpin Redaksi As-Seyasah.