Menteri Linda Minta Aisyiyah Ikut Lindungi Perempuan

Rep: Heri Purwata/ Red: A.Syalaby Ichsan

Senin 15 Jul 2013 10:11 WIB

Linda Gumelar Linda Gumelar

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar meminta 'Aisyiyah ikut berperan dalam perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan. Menyusul kekerasan terhadap perempuan dan anak mengalami kenaikan.

Linda Gumelar mengemukakan hal itu ketika menjadi keynote speech pada 'Pengajian Ramadhan 1434 H Pimpinan 'Aisyiyah" dan "Milad ke 50 Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta" di Kampus Stikes 'Aisyiyah Jalan Ringroad Barat, Sleman, DIY, Ahad (14/7). Pengajian diikuti perwakilan 'Aisyiyah dari seluruh Indonesia.

Dijelaskan Linda, kekerasan terhadap perempuan dan anak tahun 2010 tercatat 15.648 kasus, kemudian tahun 2011 terjadi 11.861 kasus. Sedangkan tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 18.718 kasus.

Menurut Linda, penyebab terjadinya kekerasan akibat nilai-nilai sosial budaya yang ada masih kental dengan budaya patriaki. Selain itu, juga adanya ketimpangan relasi antara yang kuat dengan yang lemah. Serta pemahaman terhadap makna kekerasan yang keliru.

Dalam prespektif Islam, kata Linda, kekerasan merupakan tindakan melanggar syariat Islam. "Islam mengandung nilai-nilai perdamaian, kesantunan, keadilan, penghargaan kepada sesama, kesetaraan dan kemanusiaan," kata Linda.

Karena itu, Linda mengharapkan agar 'Aisyiyah terus melakukan transformasi kader dan transformasi budaya serta paradigma untuk meminimalisir tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak. Serta meminta 'Aisyiyah menyebarluaskan pemahaman ajaran Islam yang santun, saling menghargai sesama.

Untuk mengatasi kekerasan terhadap perempuan dan anak, Kementeriannya telah merumuskan kebijakan. Di antaranya, advokasi, sosialisasi dan fasilitas pengarusutamaan gender (PUG) untuk mewujudkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan serta perlindungan anak.

"Tujuan utama PUG mengurangi kesenjangan gender, menghapus diskriminasi dan kekerasan gender. Sehingga perempuan dan laki-laki, anak perempuan dan anak laki-laki mendapatkan keadilan dan kesetaraan," katanya. 

Terpopuler