Jumlah Penumpang Terminal Baranangsiang Masih Normal

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: A.Syalaby Ichsan

Ahad 14 Jul 2013 12:58 WIB

Terminal Baranangsiang Foto: aktual.co Terminal Baranangsiang

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Lima hari pertama Ramadhan, Ahad (14/7), jumlah penumpang di Terminal Baranangsiang Bogor masih normal.

Ramli, pengemudi bus MGI tujuan Bandung, mengaku jumlah penumpang busnya berkisar 10 hingga 20 orang per hari. Ia mengatakan penumpang sempat ramai tiga hari menjelang Ramadhan.

Kendati tarif sudah naik dari Rp 40 ribu menjadi Rp 50 ribu, arus penumpang masih lancar. ''Harga naik tapi pendapatan tidak berubah,'' kata Ramli.

Ramli mendapat bayaran dari jumlah penumpang yang naik bus setiap hari. Jika penumpang sepi, pendapatannya pun tak banyak.

''Lebaran hari pertama hingga hari ketujuh itu bagus untuk beroperasi. Penumpang ramai dan bus selalu penuh,'' kata Ramli penuh semangat. Ramli mengungkapkan, di tujuh hari awal lebaran ia tidak putus beroperasi karena tidak ada bonus yang didapatnya dari perusahaan.

Sementara Edi, pemilik perusahaan otobus Transport Ekspres, juga mengungkapkan hal serupa dengan Ramli. ''Belum ada lonjakan jumlah penumpang sejauh ini, masih belasan orang. Penumpang baru ramai H-10 menjelang lebaran,'' kata pemilik PO lintas Sumatera Barat itu

Ia juga menuturkan, perbedaan kultur membuat warga Sumatera tidak menghabiskan waktu awal Ramadhan di kampung halaman. Sehingga PO miliknya tidak terlalu ramai menjelang Ramadhan lalu.

Untuk bus tujuan Padang, Edi menetapkan tarif Rp 250 ribu dari sebelumnya Rp 230 ribu. Kenaikan yang hanya Rp 20 ribu itu dirasa berat oleh Edi karena terlalu kecil. ''Jika naik terlalu tinggi, penumpang nanti menurun. Yang penting bus tetap jalan,'' ungkap Edi.

Dia menuturkan, jelang lebaran, tarif menuju Padang bisa lebih dari Rp 400 ribu. Menurutnya, 'bus lintas Sumatra itu lebih banyak pengeluarannya seperti untuk solar.

Ade Lisnawati, penumpang tujuan Padang, mengatakan ia mengeluarkan uang Rp 400 ribu untuk pulang bersama anaknya. Anak Ade yang masih di bawah 10 tahun dikenakan tarif Rp 150 ribu.

''Agak repot karena saya bawa barang banyak sementara nanti di Pelabuhan Merak harus pindah bus,'' kata Ade sambil menenteng dua kardus menuju bus. Bus yang digunakan PO tempat Ade memesan tiket hanya bus pengantar. Di pelabuhan Merak, ia baru bisa menaiki bus berpendingin udara sesuai tarif yang dikeluarkannya.

 

Terpopuler