Cerianya Anak Yatim Dhuafa 'Shopping' di Supermarket

Rep: Agus Yulianto/ Red: Djibril Muhammad

Ahad 14 Jul 2013 12:43 WIB

Belanja bareng anak Yatim Foto: PKPU Belanja bareng anak Yatim

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Keceriaan tampak dari raut muka sebanyak 320 anak yatim piantu. Di bulan penuh berkah Ramadahan 1434 H ini, mereka mendapat voucher belanja senilai Rp 75 ribu per anak.

Salah satu supermarket di Kabupaten Indramayu, Yogya Dept Store pun menjadi tujuan para yatim piatu dhuafa ini. Bisa dibayangkan kepadatan pengunjung di supermarket itu, Ahad (14/7) siang.

Mereka pun tampak sibuk memilih makanan yang diinginkan. Namun yang pasti, dari voucer sebesar itu Rp 25 ribu di antaranya 'wajib' dibelikan buku tulis.

"Di yayasannya masing-masing, mereka juga kan belajar. Nah, buku itu bisa digunakan sabagai sarana belajar para yatim piantu dhuafa," kata Ketua Bazma Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Indra Triga kepada Republika, Ahad (14/7) di sela-sela kegiatan 'berbagi ceria shopping bersama Yatim Dhuafa'.

Dikatakan Indra, dalam menjalani puasa Ramdhan 1434 H, berbagai kegiatan digelar Bazma Pertamina RU VI Balonga. Selain berbagi ceria bersama yatim dhuafa, kegiatan lainnya adalah pemberian bantuan untuk guru-guru MDA, bantuan untuk yayasan pesantren bagi program hafidz Quran, pelatihan tenaga kerja bagi remaja dari keluarga miskin, dan bantuan dana untuk pembuatan MCK mushala.

"Semua dana yang dipergunakan untuk kegiatan itu bersumber dari dana zakat, infak, dan shadaqah karyawan Pertamina RU VI Balongan," kata Indra.

Dikatakan Hasan Djamil pengurus Bazma Pertamina RU VI Balongan, uang dari hasil ZIS yang terkumpul nilainya cukup besar. Dalam setahun, kata dia, penyaluran dana untuk berbagai kegiatan Bazma itu mencapai Rp 1,2 miliar.

"Kepedulian karyawan untuk berbagi ini sangat besar. Ini yang patut kita syukuri bersama," katanya.

Salah satu penerima voucer ceria Gilang (14 tahun) merasa senang mendapatkan voucer balanja itu. Ini adalah kali pertama dirinya menerima bantuan. "Senang sekali," kata anak piatu yang besekolah di Yayasan Darul Falah, Singaraja ini.

Dia mengatakan, ayahnya yang hanya bekerja sebagai buruh pabrik kerupuk di Desa Kenanga itu, jarang sekali memberikan uang untuk membeli makanan, apalagi ke supermarket. "Mudah-mudahan bantuan ini bisa juga diberikan pada adik saya," kata dua bersaudara ini.

Yang jelas, makanan yang baru dibelinya di supermarket itu akan dibagikan juga kepada adik perempuannya Eno. Termasuk juga buku tulisnya.