REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Bagi Muslim Jepang, bulan suci Ramadhan merupakan momentum memperkuat kebersamaan dan kesalehan sosial, termasuk memperomosikan ajaran Islam kepada masyarakat Jepang.
Yang menarik, Muslim lokal dan pendatang bahu-membahu melaksanakan misi itu. Mereka menjadikan Tokyo Camii, masjid terbesar di jepang, sebagai pusat pelaksanaan misi itu.
Muslim asal Indonesia, Turki dan Ghana merupakan warga pendatang yang sangat aktif menopang misi tersebut. Mereka pula yang memberikan kemasan berbeda pada dakwah di Ramadhan tahun ini. Masjid tidak hanya terbuka dari kalangan miskin tapi siapapun yang berniat datang.
Dari awal hingga sekarang, antusiasme warga Jepang untuk datang sangat tinggi. Rata-rata per hari yang datang mencapai 200 orang.
"Saya datang ke sini, karena telah mempelajari Islam di sekolah. Saya tidak tahu umat Islam tidak makan daging babi," kata pelajar SMA yang datang bersama temannya seperti dikutip Onislam.net, Sabtu (13/7). Mereka pun berkesempatan menikmati sajian berbuka. Terlihat wajah antusias dari wajah mereka.