Pikiran Lebih Tajam, Mental Lebih Waspada dengan Puasa

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

Jumat 12 Jul 2013 03:51 WIB

Menjaga pikiran tetap tajam (ilustrasi) Foto: Fitsavy.com Menjaga pikiran tetap tajam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Bukan hanya awet muda, puasa pun memiliki dampak luar biasa terhadap pikiran. "Puasa ibarat mata air. Semakin digali airnya semakin deras," kata seorang master trainer sekaligus pakar Neuro-Linguistic Programming (NLP), Ikhwan Sofa.

"Begitu juga dalam ilmu modern, setiap hari manfaat puasa dapat ditemukan dari berbagai aspek," ujarnya. Pengaruh puasa pada pikiran dan mental itu pula yang mempengaruhi tampilan muda seseorang.

Ia  mengungkapkan selama berpuasa, kerja pikiran melambat. Pelambatan tersebut, menurut Ikhwan, membuat pikiran lebih jernih karena berpikir lebih dalam.

Secara ilmiah, ungkap Ikhwan, pikiran yang melambat ketika lapar, ternyata menjadi lebih tajam, juga secara instingtif. Bukti ilmiah ini bisa diterima terkait dengan fakta bahwa masalah lapar adalah masalah kelanjutan hidup. Jadi wajar saja, jika rasa lapar membuat pikiran semakin tajam dan kreatif.

Ikhwan menunjukkan sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat. Sekelompok mahasiswa di University of Chicago diminta berpuasa selama tujuh hari. Selama masa itu, terbukti bahwa kewaspadaan mental mereka meningkat dan kemajuan mereka dalam mengerjakan penugasan terlihat signifikan, dan bahkan mendapat nilai tinggi.

Bisa disimpulk, menurut Ikhwan, fisik dan mental mengalami kenaikan tingkat saat berpuasa. Salah satu yang paling menonjol adalah kestabilan emosi, yang disebabkan oleh terbebasnya mereka dari ketergantungan pada makanan, terutama dari makanan dan minuman pemicu emosi seperti kopi, coklat, gula, dan lemak yang telah terbukti punya dampak buruk mempengaruhi mood.

Selain itu, imbuh Ikhwan, orang yang berpikir jernih akan lebih terbuka menerima firman Tuhan. “Dunia ini dipenuhi oleh hiruk pikuk teknologi yang sangat hebat sehingga menarik perhatian kita. Semuanya berlomba-lomba tak kenal lelah. Dan Tuhan, jelas tidak termasuk dalam kompetisi ini. Dia tetap menunggu kita, sampai kita mengheningkan jiwa, sampai kita siap untuk mendengar-Nya,” ungkapnya.

Terpopuler