REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Mahasiswa Chinese University Of Hong Kong (CUHK), Wang Yunan, memprotes kebijakan kampusnya yang tidak menyediakan kantin halal bagi mahasiswa minoritas. Menurut Yunan, CUHK seharusnya menyiapkan fasilitas itu.
Protes itu dituangkan Yunan melalui surat yang dikirimkanya pada Wakil Rektor CUHK, Joseph Sung. "Aku tahu, populasi komunitas Muslim sangat kecil. Tapi CUHK dikenal kampus yang menghargai perbedaan dan hormat terhadap minoritas. Saya percaya kampus bisa melakukan banyak hal," kata dia seperti dikutip The South CHina Morning, Kamis (11/7).
Yunan yang terbiasa berinteraksi dengan mahasiswa Muslim ini sewaktu di Beijing, merasa terlalu kejam apabila mahasiswa Muslim harus menempuh jarak 30 menit dari kampus guna mendapatkan makanan halal. Kalau pun tidak dapat, terpaksa mahasiswa Muslim mengkonsumsi sayuran dan nasi saja. "Itu saja mereka belum yakin status halalnya."
Yang menarik, sebelum Yunan menuliskan surat tersebut, ia menelusuri kemungkinan dibangunnya kantin halal. Di akhir penelusuran itu, ia terkejut. Karena, rencana pembangunan kantin baru butuh persetujuan selama 10 tahun. Yunan pun terkejut. "Bayangkan kekecewaan didapat mahasiswa Muslim yang berniat kuliah di sini," kata dia.
Dosen Antropologi CUHK, Paul O'connor, menilai merupakan hal biasa ketika minoritas sulit menemukan apa yang dibutuhkannya. Tapi, dengan level kampus sekaliber CUHK, ada baiknya kebutuhan itu difasilitasi. "Anda tahu, mereka rela tidak makan atau jadi vegetarian ketimbang konsumsi makanan tidak halal," kata dia.