Ramadhan, Keamanan Israel Kepung Masjid Al-Aqsha

Rep: Bambang Noroyono / Red: Citra Listya Rini

Kamis 11 Jul 2013 15:47 WIB

Masjid al Aqsha Foto: sahabatalaqsha Masjid al Aqsha

REPUBLIKA.CO.ID, Warga muslim di Palestina tentu berharap dapat menjalankan waktu shalat di Masjid Al-Aqsha selama berpuasa. Masjid tua itu adalah saksi relijius kebesaran Islam dan agama Samawi lainnya. 

Tapi, usaha itu sia-sia. Otoritas Keamanan Israel meningkatkan status keamanan di situs milik tiga agama Samawi itu. Peningkatan keamanan mulai terjadi ketika Ramadhan tiba, Rabu (10/7) waktu setempat. 

Berbarengan dengan turunnya 3.000 personel keamanan ke kawasan Masjidil Al-Aqsha. Hanya ada tiga syarat bagi muslim yang mampu menembus barikade. Pertama, dia adalah muslim warga Israel. Kedua, dia adalah perempuan. 

Terakhir atau ketiga adalah para jompo. Selebihnya todongan senjata yang didapat. Kepolisian Israel juga ikut membantu pengamanan di semua pintu masuk masjid Al-Aqsha.

Bagi pemuda-pemuda dan laki-laki dewasa Palestina, tentu ini teror. Beribadah dengan kawalan senjata adalah tabiat penjajahan. Apalagi Masjid Al-Aqsha berada di wilayah Palestina. Tepatnya di Jerussalem Timur.

''Mereka (Israel) menghentikan ibadah kami. Mereka tidak ingin ada orang-orang Palestina di Jerussalem,'' kata Khaled seperti dikutip Jarusselm Post. 

Khaled adalah pemuda 17 tahun. Dia menyembunyikan identitas belakangnya. Pemuda Palestina ini mencoba untuk ikut berjamaah di Masjid Al-Aqsha. Namun, syarat administrasi tidak dia miliki. ''Anda tidak mungkin shalat di Masjidil al-Aqsha tanpa menggunakan kartu penduduk Israel, atau izin darurat,'' ujar dia.

Perilaku ini memang dialamtkan kepada muslim di Palestina saban tahunnya. Setiap Ramadhan tiba, seakan hendak perang ribuan personel keamanan zionis ramai mengelilingi dinding Masjid Al-Aqsha. Mereka akan menyeret keluar semua yang ''tidak berhak'' berada di masjid itu.

Terpopuler