REPUBLIKA.CO.ID, Bulan puasa sudah di depan mata. Amal perbuatan kita menentukan kualitas puasa. Bahkan ada sebuah hadist Rasulullah saw berbunyi, “Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya setara tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan (pahalanya), doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni”.
Itu menandakan tak ada detik tanpa ibadah, apalagi untuk bergosip di bulan puasa. Fadhilah Suralaga, dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memberikan tips untuk menghindari gosip sehingga ibadah puasa kian bermakna.
Tips apa saja yang dianjurkan untuk dilakukan di bulan Ramadhan agar tak ada waktu untuk menggosip? Simak paparan berikut
Pertama, memiliki kesadaran tinggi tentang makna bulan Ramadhan. Menurut Fadhilah, esensi puasa tidak hanya menahan makan dan minum saja tetapi juga harus meninggalkan keinginan hawa nafsu dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa dengan mengharapkan keridhaan Allah. “Puasa adalah tameng maka apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah dia berkata kotor dan janganlah bertengkar dengan mengangkat suara. Jika dia dicela dan disakiti maka katakanlah saya sedang berpuasa.
Kedua, sibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat. Fadhilah menganjurkan bagi orang yang berpuasa supaya mengisi waktu luang untuk mengoptimalkan ibadah, seperti; membaca al-Quran, membaca buku-buku agama, mengikuti pengajian, dan berzikir. Dengan demikian bagi orang berpuasa tidak punya waktu untuk mengunjungi teman atau tetangganya hanya untuk sekedar menggosip.
Ketiga, berbicaralah hal yang penting. Semakin banyak bicara maka akan banyak hal yang tidak penting dibicarakan. Sesungguhnya Nabi tidak hanya menyarakan berpuasa dari rasa lapar dan haus, tapi juga menjaga diri dari kesia-sian. Fadhilah menuturkan sebuah hadis Bukhari-Muslim “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam.
Keempat, mengubah topik pembicaraan yang menjurus ke gosip dengan berdiskusi keagamaan atau hal-hal yang bersifat sosial. “Bisa juga membicarakan isu-isu hangat seperti pilkada atau membicarakan menu masakan,” ungkap Fadhila.
Kelima, Selektif mencari informasi dari televisi, radio, dan internet. Bila selama ini setiap hari menonton tayangan infotainment segeralah ganti chanel pada tayangan-tayangan keagamaan seperti ceramah agama. Atau selama ini, menyibukkan diri untuk chatting di jejaring sosial, gantilah membaca atau browsing artikel-artikel keagamaan yang menunjang pengetahuan tentang makna puasa.