Dilema Puasa Bagi Ibu yang Menyusui

Rep: Rosita Budi Suryaningsih/ Red: Citra Listya Rini

Kamis 11 Jul 2013 14:01 WIB

Ibu menyusui Foto: Republika/Amin Madani Ibu menyusui

REPUBLIKA.CO.ID, Kondisi seorang ibu yang sedang menyusui dihadapkan pada situasi dilema ketika bulan Ramadhan datang. Ingin ikut berpuasa wajib dalam bulan suci ini, namun khawatir dengan kondisinya yang harus memberi makan layaknya dua badan. 

Ketakutan lain yang sering muncul adalah jika memaksakan berpuasa, apakah nutrisi sang bayi yang menyusu padanya masih bisa dipenuhi?

Ahli gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Saptawati Bardosono mengatakan ibu menyusui sudah diberikan keistimewaan dalam agama. Jika tidak kuat dibolehkan tidak berpuasa dan bisa menggantinya di hari lain ataupun membayar fidyah. 

Namun, jika sang ibu ingin tetap berpuasa, baginya sebenarnya tidak masalah, asalkan sang ibu memang harus memenuhi asupan nutrisi yang lebih banyak dibandingkan orang yang tidak menyusui. "Jadi produksi ASI-nya harus sama dengan hari biasa," kata Saptawati.

Zat gizi yang paling utama yang harus ada dalam makanan ibu menyusui ini, menurutnya adalah kalori dan protein. Zat gizi mikro juga harus ada karena itu penting bagi pertumbuhan bayi. Tak lupa, kebutuhan air juga harus tercukupi agar sang ibu menyusui tak mengalami dehidrasi.

Menurut Saptawati, ASI yang dihasilkan tidak akan berubah atau kualitasnya menurun jika sang ibu berpuasa. Saat berpuasa, mekanisme tubuh sang ibu akan melakukan mekanisme kompensasi. Saat sang ibu tak mendapat asupan makanan saat siang hari, produksi ASI di dalam tubuh akan mengambil dari zat gizi cadangan dalam tubuh sang ibu. 

Energi, lemak, protein, vitamin, dan mineral diperoleh dari cadangan energi dari dalam tubuh. Tubuh sang ibu akan mengisi ulang cadangan gizi ini setelah dirinya berbuka puasa. Jadi, ibu bisa mendapatkan asupan makanan kembali.

Makan sahur menjadi sangat penting bagi ibu menyusui. Paling tidak komposisi makanan saat sahur menurutnya harus memenuhi karbohidrat 50 persen, protein 30 persen, dan lemak 20 persen. Sahur dapat memberikan energi yang dibutuhkan untuk beraktifitas seharian. 

Menurut ahli obsetri ginekologi dari RSCM, Dwiyana Ocviyanti SpOG, boleh saja ibu yang menyusui melakukan puasa. Namun sebaiknya bagi ibu yang sedang menyusui bayi dengan usia satu hingga tiga bulan, tidak disarankan. Usia bayi ini sedang dalam masa pertumbuhan yang sangat vital, karena sedang melakukan adaptasi pada organ-organ tubuhnya. 

Terpopuler