REPUBLIKA.CO.ID, LILONGWE -- Suasana prihatin mewarnai pelaksanaan puasa di Malawi. Ekonomi Malawi yang morat-marit berdampak negatif terhadap kesiapan umat Islam menjalani puasa.
Namun Muslim Malawi bertekad dengan atau tanpa kondisi prihatin, mereka akan saling membantu agar semua umat Islam berpuasa.
"Ramadhan itu salah satu pilar terpenting umat Islam. Entah bagaimana kondisinya, kita penuhi kewajiban," kata Muhammad Idrissa, Ketua Asosiasi Muslim Malawi (MAM) seperti dikutip onislam.net, Kamis (11/7).
Karena itu, Idrissa mengimbau setiap Muslim untuk membantu mereka yang miskin agar tetap berpuasa. Ini dilakukan dengan harapan beban yang ditanggung mereka tidak menjadi batu sandungan dalam pelaksanaan puasa.
"Wujud dari mengurangi beban itu, kami akan mendistribusikan makanan," kata dia.
Direktur Lembaga Amal Superior Grip, Ezra Arab menilai situasi ekonomi yang memburuk jangan sampai menghalangi Muslim untuk berpuasa. Untuk itu, perusahaannya siap membantu umat Islam selama sebulan penuh.
"Kami akan memberikan bantuan dalam berbagai bentuk. Ini merupakan semangat kami untuk membantu," kata dia.
Bantuan yang diberikan tidak hanya menyasar kalangan Muslim. Mereka yang non-Muslim juga mendapatkan bantuan yang sama. Kabar ini mendapat apresiasi positif dari gereja.
"Sepanjang pengamatan saya, Ramadhan adalah bulan berkah bagi siapapun, termasuk kalangan Kristen," kata Uskup Josep Chirwa.
Ia mengatakan apa yang dilakukan umat Islam ini begitu luar biasa. Kendati merasakan kesulitan ekonomi yang sama, umat Islam masih memikirkan kalangan agama lain. "Ini sisi tang menyentuh saya. Saya tentu bersama mereka dalam menyemarakan Ramadhan," kata dia.