Ramadhan, Empat Juta Warga Muslim Suriah Kurang Pangan

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Fernan Rahadi

Rabu 10 Jul 2013 17:03 WIB

Dua anak Suriah di antara tenda-tenda pengungsian. Perang saudara telah membuat penduduk negara itu menderita. Foto: dec.org.uk Dua anak Suriah di antara tenda-tenda pengungsian. Perang saudara telah membuat penduduk negara itu menderita.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Empat juta warga muslim di negeri konflik Suriah terancam tidak dapat menjalankan puasa laiknya muslim yang lain. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan, kondisi tersebut disebabkan langkanya bahan kebutuhan pangan.

''Itu berarti seperlima warga di sini (Suriah) tidak dapat mengakses makanan secara mudah,'' kata badan internasional terbesar yang bermarkas di New York, Amerika Serikat (AS), seperti dilansir Reuters, Rabu (10/7).

Jika pun ada, menurut PBB, komoditas pangan tersebut punya harga selangit.Reuters melansir situasi di Ibu Kota Damaskus sebelum masyarakat muslim di Negeri Poranda itu menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan. Otoritas setempat menetapkan 1 Ramadhan tepat saat Rabu (10/7) waktu setempat.

Kondisi memprihatinkan dan harapan warga pun menipis. Pasar-pasar tetap buka. Tapi hanya menjajakan bahan pangan terbatas dengan biaya tak terjangkau. ''Kami sangat menderita dengan situasi ini. Kami punya uang, tapi kami tidak mendapatkan (makanan) apa-apa,'' kata seorang perempuan bernama Samih.

Seorang pemilik toko makanan di Damaskus, Haytam al-Hareth mengatakan, dirinya terpaksa menggunakan menejemen kompleks untuk membagi bahan panganan. Sebagian dia jual untuk membantu sesama korban perang. Sementara keluarganya juga membutuhkan.'

'Kami benar-benar berharap agar semua ini (perang sipil) diselesaikan. Kami akan baik-baik saja jika situasi ini berakhir,'' katanya.

Terpopuler