Tak Makan dan Belanja Berlebihan Tujuan Awal Puasa

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Mansyur Faqih

Rabu 10 Jul 2013 20:19 WIB

Puasa (ilustrasi) Foto: IST Puasa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin Pondok Pesantren Assidiqiyah Noer Muhammad Iskandar menangkap gejala masyarakat terkena euforia konsumerisme selama Ramadhan. Hal itu lantaran peran media yang bukannya mengoreksi tingkah laku masyarakat, malah mendorong untuk semakin konsumtif.

Alhasil, banyak yang lupa terhadap esensi puasa untuk meraih ketakwaan. "Takwa hanya bisa didapat dengan mengendalikan diri, termasuk tidak makan berlebihan," ujar Noer, Rabu (10/7). 

Ia mengingatkan, salah satu pesan Rasulullah hendaknya dipahami betul terkait imbauan untuk berhenti makan sebelum kenyang dan tidak makan jika belum lapar. Dengan meresapi ajaran tersebut, sekiranya kaum Muslim tidak melenceng selama puasa kalau mengamalkannya dengan baik. 

Sayangnya, kata Noer, dari waktu ke waktu, orang semakin jauh meninggalkan makna ibadah puasa yang sebenarnya mengajarkan orang untuk tidak berlebih-lebihan dalam segala hal. "Puasa itu harus disadari proses akhirnya. Menahan diri, tidak belanja makanan dan pakaian itu adalah termasuk tujuan awal ibadah puasa," katanya. 

Terpopuler