Hilal Tak Muncul di Kembangan, Puasa Ditetapkan Rabu

Rep: Mg15/ Red: A.Syalaby Ichsan

Selasa 09 Jul 2013 03:04 WIB

Proses Rukyatul Hilal di Masjid Al Musyari'in, Kembangan, Jakarta Foto: Republika/Mg15 Proses Rukyatul Hilal di Masjid Al Musyari'in, Kembangan, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas pemantau Rukyatul Hilal di Masjid Al Musyari'in, Kembangan, Jakarta tak juga melihat hilal hingga senja, Senin (8/7).

Masjid Al Musyari’in yang terletak di Jl. Al Hidayah Basmol, Kembangan Utara, Jakarta itu pun menetapkan 1 Ramadhan 1434H jatuh pada hari Rabu tanggal 10 Juli 2013. 

Faktor cuaca pun sedikit mempengaruhi proses Rukyatul Hilal ini. Awan gelap sempat menutup proses terbenamnya matahari yang merupakan syarat terjadinya hilal.

Proses Rukyatul Hilal ini di lakukan dengan alat bantu sederhana seperti patok. Tidak hanya dengan alat yang sederhana, teleskop yang canggih pun diturunkan untuk membantu proses melihat bulan ini. Namun, tetap saja hilal tidak terlihat dikarenakan posisinya berada pada 0,56 derajat.

“Hal ini di karenakan hilal berada pada posisi 0,56 derajat, sehingga proses hilal pada sore hari ini sangat sulit untuk di rukyat”, ujar K Syarifuddin Abdul Ghani, majelis fatwa di MUI sekaligus juga warga di daerah Masjid Al Musyari’in, saat mengumumkan hal tersebut sehabis shalat Maghrib, Jakarta, Senin (8/7)

Sebelumnya, memang sudah di prediksi bahwa hilal akan sulit terlihat dengan posisi yang sangat dekat dengan matahari. Namun, Rukyatul Hilal harus tetap dilaksanakan mengingat  kawasan ini merupakan tempat proses melihat bulan untuk penetapan awal Ramadhan sejak lama. 

Rukyat Hilal ini adalah aktivitas mengamati datangnya hilal, yaitu penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya konjungsi.

Rukyat dilakukan setelah matahari terbenam dan cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya matahari, serta ukurannya yang tipis membuat hilal hanya tampak setelah matahari terbenam.