Mualaf di Arab Saudi Tak Sabar Menanti Tarawih

Rep: Agung Sasongko/ Red: Fernan Rahadi

Senin 08 Jul 2013 20:24 WIB

Mualaf (ilustrasi). Foto: blogspot.com Mualaf (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Bagi mualaf yang baru pertama kali menjalani puasa di bulan suci Ramadhan, ini merupakan kesempatan untuk mendalami ajaran Islam. Momentum ini tentu disambut suka cita oleh para mualaf.

"Dahulu saya mengolok-olok Ramadhan. Karena saya sebagai pekerja asing bakal kesulitan untuk mencari bar," kenang Marcos, yang kini bernama Ahmed Moamen, seperti dikutip Arab News, Senin (8/7).

Selama sembilan tahun, Moamen merupakan penganut Kristen. Selama itu pula ia mengingat Ramadhan sebagai mimpi buruk. "Saya melihat puasa itu bentuk penyiksaan fisik. Padahal hak dasar seorang manusia untuk makan. Ini tidak logis," katanya.

Namun, Allah SWT berkhendak lain. Marcos akhirnya menerima Islam. Ia pun menjadi Muslim. Sejak itu, pandangannya tentang puasa berubah seketika."Setelah Allah membimbing saya, saya merasa bersalah. Puasa itu merupakan anugerah yang luar biasa diberikan Allah SWT kepada Muslim,"  ujarnya.

"Itu lah mengapa, Allah memerintahkan kita untuk berpuasa sebulan penuh bukan sepanjang tahun. Bulan ini, tanpa perlu dilebih-lebihkan, merupakan momentum mendekatkan diri dengan Allah SWT," kata pekerja asing asal Filipina ini.

Amnah Jordon, pekerja asing asal Afrika Selatan, menilai Ramadhan merupakan momentum yang baik guna peningkatan rohani dan psikologis. Peningkatan inilah yang membawanya menuju Islam.  "Puasa adalah ritual keagamaan yang paling menyenangkan bagi saya," katanya.

Secara terpisah, ada sebagian mualaf yang menanti puasa pertamanya. Mereka siap untuk melaksanakan puasa sebagai wujud keinginan menjadi Muslim yang kaffah.

"Sejak Allah membimbing saya, saya terbiasa berpuasa Senin-Kamis. Ini yang saya lakukan guna menembus dosa sebelum jadi Muslim," kata Abdul Rahman Yousef, pekerja asing asal Lebanon.

Ia mengungkap berpuasa di bulan Ramadhan memang berbeda dengan puasa yang pernah dijalaninya. "Doa di hari biasa dengan doa di bulan suci Ramadhan sangat berbeda," katanya.

Carol Anoi, yang kini bernama Fatma Al-Zahra Mohammad, mengaku gembira bisa mendapatkan kesempatan berpuasa di bulan suci Ramadhan. "Anda tahu, betapa senangnya saya ketika Ramadhan akan tiba. Ramadhan, membuat Muslim lebih dekat dengan Allah. Ini adalah bulan ibadah, saya sangat menantikan tarawih bersama Muslimah lainnya," katanya.

Terpopuler