REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengimbau masyarakat menghormati perbedaan penetapan awal pelaksanaan ibadah puasa pada bulan Ramadhan 1434 Hijriah.
"Kami inginnya, dan saya juga inginnya, idealnya semua masyarakat ikuti keputusan negara dan pemerintah, tetapi ini 'kan urusan keyakinan. Maka, ketika ada yang tidak sama dengan keputusan pemerintah tentu patut kita hormati," kata Ahmad Heryawan, di Kota Bandung, Sabtu.
Sebagai kepala daerah, Heryawan berharap semua lapisan masyarakat di Jawa Barat bisa mengikuti apa yang diputuskan oleh pemerintah.
Dikatakan dia, perbedaan dalam penetapan awal ramadhan termasuk juga penetapan satu syawal seringkali menemui perbedaan di antara sesama Muslim dan keadaan ini memang sudah terjadi bahkan semenjak zaman Rasul.
"Sehingga bagi masyarakat jangan khawatir, sebab yang penting umat Islam berpuasa antara 29 atau 30 hari, itu sudah benar dan perbedaan yang ada adalah hal biasa. Yang salah kalau puasanya 28 atau 31 hari," katanya
Pihaknya berharap, perbedaan ini bisa dimaklumi oleh semua pihak dan jangan sampai ada keretakan antara sesama umat islam akibat perbedaan penetapan ini.
"Saya selaku kepala daerah dan sebagai umat islam tentunya ingin sekali seluruh umat Islam di Indonesia mengikuti penetapan Bulan Suci Ramadan dan Idul Fitri yang sama, seragam, mudah-mudahan bisa terwujud nantinya," kata Heryawan.