REPUBLIKA.CO.ID, Pesantren kilat menjadi salah satu agenda rutin yang dilakukan sejumlah lembaga pendidikan setiap datangnya bulan suci Ramadhan.
Sesuai dengan namanya, pesantren kilat hanya berlangsung satu atau dua hari, tapi kegiatan ini diyakini mampu memberi 'bonus' kepada para peserta dengan rasa iman.
Wakil Kepala Madrasah Aliah Citra Cendekia Ciganjur, Jakarta Selatan, Erwin Bikanofa mengatakan, pesantren kilat menjadi salah satu agenda rutin yang selalu dilakukan pada setiap bulan.
Apalagi pada bulan Ramadhan ini, pesantren kilat dirancang lebih spesial. Pada Ramadhan tahun ini, pesantren kilat akan diadakan pada 31 Juli-1 Agustus.
Dalam pelaksanaan pesantren kilat ini, semua ide dan tema-tema berasal dari siswa. Pengurus OSIS di bidang keagamaan merancang program pesantren kilat selama dua hari dengan berbagai macam agenda, sementara pihak guru hanya memberikan masukan.
“Ada mengaji, permainan, muhasabah, materi, dan ceramah,” ujar Erwin saat dihubungi, Rabu (3/7). Erwin mengatakan, di sekolahnya, pesantren kilat selalu dilaksanakan tiap bulan. Dengan menginap atau mabit, diharapkan para siswa bisa mendapatkan banyak pengayaan materi agama.
Menurutnya, materi agama belum cukup hanya diajarkan di kelas sehingga pelaksanaan pesantren kilat ini menjadi penting. Tak hanya soal materi keagamaan, pelakasanaan pesantren kilat dengan metode mabit bisa mengajarkan sikap mental, cara mengatur waktu, dan bisa memotivasi anak-anak agar lebih mandiri.
Pengajar Kelas 2 SD Islam Terpadu (IT) Wonosobo Budi Hartono mengatakan, pesantren kilat sudah menjadi agenda rutin pada bulan suci Ramadhan.
Sejak kecil anak-anak perlu ditanamkan mengenai nilai-nilai keagamaan. Pelaksanaan pesantren kilat diharapkan menjadi salah satu metode agar anak-anak bisa mengenal agama lebih dini.