Memasuki Puasa, Penumpukan Kontainer Rentan di Pelabuhan

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: A.Syalaby Ichsan

Jumat 05 Jul 2013 09:10 WIB

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Foto: Republika/Wihdan Hidayat Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia khawatir masalah waktu penumpukan kontainer (dwelling time) dan  tingkat isian lapangan penumpukan (Yard Occupancy Ratio/YOR) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara yang tidak diselesaikan.

Jika berlarut-larut, dampak penumpukan tersebut akan sampai ke stagnasi arus masuk barang di Tanjung Priok. Terlebih, penumpukan di pelabuhan di ibu kota itu biasanya meningkat sampai 25 persen ketika Ramadhan.

Wakil Ketua Umum Bidang Transportasi, Logistik, dan Kepelabuhan Kadin DKI Jakarta Sjafrizal BK mengatakan, pemeriksaan proses pengeluaran barang di Pelabuhan Tanjung Priok membutuhkan waktu 10 sampai 15 hari. 

"Di pelabuhan itu ada tarif progresif dan menanggung penalti. Tetapi tidak ada kepastian biaya dan kepastian waktu,"ujarnya di Jakarta, Kamis (4/7). Dia menjelaskan, seandainya bahan baku mengalami keterlambatan (akibat pemeriksaan di Tanjung Priok) terlambat, maka mengganggu garis produksinya. 

 

"Kita banyak impor pangan, industri makanan banyak yang impor, yang kami takutkan jangan terjadi stagnasi," katanya. Padahal, dia melanjutkan, kurang dari sepekan lagi sudah memasuki bulan dan sebulan lagi menghadapi Idul Fitri. 

Dia menambahkan, saat puasa hingga Idul Fitri, biasanya terjadi peningkatan arus masuk barang sebesar 20 sampai 25 persen.

Persoalan ini yang juga menjadi kerisauan pihaknya. Belum lagi persoalan kapal kontainer yang tertahan antara 10 sampai 12 jam. Pihaknya mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah tersebut.

Akibat masalah dwelling time dan YOR, dia mengaku menderita kerugian. Dia menjelaskan, biaya standar untuk satu kontainer TEUs normalnya sebesar 500 dolar AS, namun kalau mengalami kemacetan biayanya naik antara 25 sampai 50 persen per kontainer.