REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyambut bulan suci Ramadhan, stasiun televisi di Indonesia berlomba menghadirkan beragam acara. Komedi masih menjadi pilihan untuk membungkus program-program yang ditayangkan, terutama di waktu prime time seperti sahur dan menjelang buka.
Begitu halnya dengan salah satu stasiun televisi swasta, Trans 7 yang telah menyiapkan berbagai program.
Meski masih mengunggulkan komedi, Trans 7 menyatakan akan menjaga konten agar tidak berlebihan. Salah satu hal nyata, Trans 7 tidak akan memasukkan karakter "ngondeg" dalam programnya.
"Orang melawak akan susah untuk dibatasi, tapi kita tahu yang mana yang berlebihan. Satu hal yang pasti, tidak akan ada karakter banci. Karena bagaimanapun kita juga ingin program televisi jauh lebih baik," ucap Direktur Produksi Trans 7, Andi Chairil, Kamis (4/7).
Lebih lanjut Andi mengatakan, berkaca dari banyaknya teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan masyarakat tahun lalu, pihaknya telah melakukan banyak perbaikan tahun ini.
"Mungkin tidak dalam bentuk langsung ceramah atau tausiah, tapi program yang secara tidak langsung memberi pencerahan," kata Andi.
Andi juga menyebut, pihaknya tidak sekadar mengejar rating. Untuk itu, pihaknya telah menyiapkan tujuh program dan hanya dua di antaranya yang berbalut komedi.
"Dari sembilan program, tujuh adalah religi. Dua sisanya memang untuk mengimbangi," kata Adi.
Program religi, sebut Andi di antaranya adalah Jazirah Islam. Program ini mengangkat kisah Islam Minoritas di mancanegara, seperti di Eropa Timur dan Amerika Latin.
Sementara program lainnya adalah Musafir, Khafilah Ramadan, Khazanah Ramadan, Karimah, Syafa'at, Kain Ihram, Makan Besar Spesial Ramadan dan Sahurnya OVJ.