Mau Sukses Bisnis Kuliner Ramadhan? Ini Kiat William Wongso

Rep: Reiny Dwinanda/Nora Azizah/ Red: A.Syalaby Ichsan

Rabu 03 Jul 2013 14:00 WIB

Pakar kuliner William Wongso Foto: Republika/Rakhmawaty Lalang Pakar kuliner William Wongso

REPUBLIKA.CO.ID, Wiliam Wongso melihat potensi bisnis kuliner sangat cerah pada bulan puasa. Siapa pun yang memiliki keberanian, modal, dan kompetensi bisa memanfaatkan momentum ini untuk memulai bisnisnya. Mulailah dengan memperhatikan kebutuhan pasar.

Di Jakarta, misalnya, dengan karakter masyarakat yang selalu berpacu dengan waktu, warga membutuhkan makanan yang gampang dibawa. Takjil atau makanan yang dikemas untuk satu kali makan cocok untuk ditawarkan kepada mereka.

“Untuk pebisnis pemula, fokus saja pada satu produk andalan dan bangun reputasi,” ujar pakar kuliner yang juga penggerak komunitas Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI) ini.

Pebisnis musiman bisa merebut kembali hati konsumen ketika reputasinya sudah tak diragukan. Orang akan mencari produk mereka karena ingat dengan rasanya yang memanjakan selera.

“Akan tetapi, pebisnis pemula mesti bersabar karena membangun reputasi itu perlu waktu setidaknya setahun,” ucap William seusai menghadiri peluncuran gerakan sosial Dayakan Indonesia, Rabu (19/6), di Jakarta.

Fatmah Bahalwan sepakat dengan pemikiran tersebut. Pendiri Natural Cooking Club ini mengajak pelaku bisnis kuliner untuk menyesuaikan produk dengan kebutuhan target konsumen dan menetapkan harga yang tepat tanpa menomorduakan kualitas.

“Ramadhan kali ini, masyarakat sepertinya akan kaget mendapati kenaikan harga kue kering dan makanan berbuka puasa,” kata Fatmah kepada Republika dalam kesempatan terpisah.

Makin tingginya harga produk kuliner tersebut tak bisa terelakkan menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Produsen harus menyesuaikan harga jual karena mereka membeli bahan baku dengan harga yang sudah meroket. “Awalnya konsumen pasti kaget, namun perlahan mereka akan menerima kenyataan tersebut,” jelas Fatmah.

Tahun ini, aneka varian kue berwarna pelangi masih akan mendominasi pasar. Lidah kucing dan nastar pelangi yang dikemas cantik akan banyak ditawarkan. “Untuk cake yang biasanya menjadi buah tangan saat silaturahim Idul Fitri, rainbow cake dan red velvet masih akan menjadi favorit konsumen,” kata Fatmah.

Produk yang halal, enak, dan menarik akan tampil sebagai juara di hati konsumen. Untuk mempromosikannya, penjual dapat memanfaatkan blog, Facebook, atau Twitter. Sertakan foto yang cantik untuk memikat calon pembeli. “Kalau mau ikut bazar, ikuti secara berkesinambungan. Jangan berhenti di satu bazar saja,” saran Fatmah.

Terpopuler