REPUBLIKA.CO.ID, Memperkenalkan puasa kepada si kecil sampai mereka mampu berpuasa memang susah-susah gampang.
Widya Tresna Utami masih ingat perjuangannya untuk membuat anandanya bisa menerima puasa sebagai salah satu kewajiban. Haekal Ramadhan (14) dan Balya Mikaela Rahmah (11) pun kini lebih kebal terhadap godaan menikmati makanan lezat dan minuman segar selama berpuasa.
Haekal dan Mikaela menunaikan ibadah saum sejak berusia enam tahun. Gampang dibangunkan sahur, awalnya mereka belajar berpuasa sampai adzan Zhuhur bertalu-talu. “Agar tahan lapar dan haus, saat sahur saya menyediakan makanan kesukaan anak-anak,” tutur perempuan berusia 42 tahun ini.
Mendapatkan suguhan makanan lezat saat sahur, Haekal dan Mikaela tidak pernah menolak berpuasa. Apalagi, ada sejumlah rupiah yang menanti mereka di waktu berbuka. “Kalau kuat sampai Maghrib, mereka dapat uang jajan ekstra,” kata Widya.
Setahun setelah puasa pertamanya, Haekal dan Mikaela memahami hakikat puasa dan tak lagi perlu imbalan untuk menjalankannya. Keduanya juga tak mengurangi aktivitas saat saum Ramadhan. “Haekal bahkan bisa menasihati kalau adiknya mulai gelisah ingin makan atau minum,” ucap Widya terkekeh.