Ramadhan, Saatnya Berantas Buta Alquran dengan Sanlat

Rep: Subroto/ Red: M Irwan Ariefyanto

Selasa 02 Jul 2013 12:17 WIB

Ilustrasi: anak baca quran Foto: bimbelinspirasi.com Ilustrasi: anak baca quran

REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN -- Selama bulan Ramadhan ini kegiatan pesantren kilat  (sanlat) marak digelar di sejumlah tempat. Pesantren kilat tidak hanya untuk mengisi kegiatan selama bulan Ramadhan, tetapi juga dapat dijadikan momen untuk memberantas buta Alquran.

Pengamat pendidikan Universitas Sumatera Utara (USU), Zulnaidi MHum, mengatakan, meskipun belajar membaca Alquran seharusnya dilakukan sejak anak duduk di bangku sekolah. Namun, kenyataannya masih banyak peserta didik yang masih buta Al Quran atau buta aksara Arab. Untuk itu, perlu mendapat perhatian yang cukup serius dari berbagai pihak terutama orang tua dan para guru di sekolah.

Masih banyaknya siswa peserta didik yang buta aksara Arab ini tentunya juga tidak terlepas dari peran orang tua yang lebih memfokuskan anaknya belajar pelajaran umum.

Tidak sedikit anak-anak yang pagi sudah belajar di sekolah, siang les mata pelajaran dan disambung malam hari les tambahan lainnya, seperti bahasa Inggris ataupun bahasa asing lainnya.

Sementara itu, pelajaran yang berbau agama terkesan dikesampingkan yang di dalamnya juga termasuk belajar membaca Alquran. Padahal, seharusnya pihak sekolah ataupun orang tua juga mengurus les membaca Alquran yang baik dan benar kepada siswa yang Muslim.

Sebab, pelajaran itu tak bisa dilupakan, membaca Alquran bukan hanya pandai mengetahui, melainkan juga perlu memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Termasuk dalam mengerjakan shalat jika bacaannya tidak pas maka bisa salah artinya dan makna ayat yang dibaca.

Nah melalui pelaksanaan pesantren kilat selama Ramadhan ini juga dapat dimanfaatkan untuk memberantas buta aksara arab atau buta Alquran. Jadi, banyak manfaat yang diperoleh dari pesantren kilat itu,” katanya.

Ketua Umum Ikatan Da’i Indonesia (IKADI), Satori Ismail, mengatakan pesantren kilat sangat efektif untuk mengenalkan Islam secara umum. Termasuk membaca Alquran,” katanya, kepada ROL.

Dia mengatakan, kegiatan pesantren kilat adalah permulaan mempelajari Alquran dan harus dilanjutkan. Membaca Alquran, ucapnya, harus didukung dengan memahami kaidah membaca Alquran atau ilmu tajwid yang benar. Tujuannya, agar bisa mengetahui kapan membaca kata dengan panjang, pendek, dan mendengung. Tajwid juga mengajarkan bagaimana cara melafalkan setiap huruf Alquran.

Niat yang kuat membuat para peserta didik semangat mempelajari Alquran. Daripada mereka beraktivitas yang tidak bermanfaat, lebih baik mereka belajar  Alquran.”

Terpopuler