REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak dua ton ikan akan dilepas liarkan ke Situ Gede untuk selanjutnya ditangkap beramai-ramai oleh warga Kota Bogor. Acara itu masuk dalam tradisi masyarakat setempat menyebutkan kegiatan 'Ngubek Setu'.
"Ngubek Setu merupakan tradisi masyarakat Situ Gede yang sudah hampir terlupakan. Sejak dua tahun ini, kami kembali membudayakan tradisi adat budaya kita," ujar Eman Sulaeman budayawan Sunda yang juga Ketua Panitia Ngubek Setu di Bogor, Kamis (20/5).
Eman menyebutkan, tahun ini merupakan tahun ke dua penyelenggaraan Ngubek Setu. Setelah setahun yang lalu tradisi ini berhasil diperjuangkan oleh para budayawan untuk masuk dalam rangkaian kegiatan memperingati Hari Jadi Bogor (HJB). Tradisi Ngubek Setu ini, lanjut Eman, biasa digelar masyarakat Situ Gede sepekan menjelang puasa.
Tradisi ini mengajarkan kebersamaan dan keceriaan masyarakat setempat dalam pesta panen ikan dari situ. "Dengan dihidupkannya kembali kegiatan ini, dapat menjaga tradisi budaya kita yang kian ditinggalkan," katanya.
Penanggungjawab kegiatan Ngubek Setu, Uci Sanusi menyebutkan, kegiatan tersebut akan diikuti ratusan warga, baik itu warga sekita Situ Gede maupun dari luar seperti Jabodetabek. "Kegiatan Ngubek Setu tahun ini juga akan dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat," katanya.
Kegiatan Ngubek Setu tersebut akan dilaksanakan Ahad (23/6) bertempat di Situ Gede, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Saat ini panitia telah melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan, dimana penyiapan 2 ton ikan yang disebar ke dalam situ.
Sementara itu, warga setempat tengah bergotong-royong membuat dan mempersiapkan ratusan rakit yang terbuat dari bambu yang berukuran panjang 4-5 meter dengan lebar antara 1-1,5 meter. "Rakit-rakit ini akan menjadi alat bagi warga untuk menangkap ikan di dalam situ," ujar Uci.
Dijelaskan, peserta ngubek setu terbuka untuk umum. Para peserta dapat mendaftarkan diri ke Sekretariat Panitia Kantor Kelurahan Situ Gede. Untuk bisa berpartisipasi, para peserta dikenaikan biaya pendaftaran yakni ada dua tiket, tiket seharga Rp50.000 untuk menangkap ikan dengan menggunakan jala, dan tiket seharga Rp30.000 untuk menangkap ikan dengan cara ngorobok atau tanpa jala.
Uci menyatakan, tradisi Ngubek Setu sempat terhenti beberapa tahun silam, karena keterbatasan dana. "Alhamdulillah sudah dua tahun Ngubek Setu masuk dalam agenda HJB, sehingga lebih difasilitasi oleh pemerintah," katanya.
Ditambahkannya, ke depan pihaknya berharap pesta rakyat Ngubek Setu tidak hanya masuk dalam agenda HJB, tapi, juga bisa menjadi agenda wisata Kota Bogor. "Sebab, selama ini Situ Gede hanya sebatas simbol saja sebagai salah satu objek wisata, tapi belum bisa menghasilkan pendapatan. Padahal keberadaan Situ Gede ini memiliki potensi yang bisa dimanfaatkan dalam menunjang pembangunan kepariwisataan di Kota Bogor," ujarnya.