REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anggota Komisi V DPR RI, Muhammad Toha, menilai tingginya angka kecelakaan dan korban tewas selama arus mudik dan arus balik Lebaran 2012 karena kurang disiplinnya pemudik berkendara serta kurang tegasnya aparat kepolisian menindak pelanggaran lalu lintas.
"Pada saat mudik menjelang Lebaran dan balik setelah Lebaran, arus lalu lintas di jalur mudik dan balik menjadi sangat padat dan terjadi kemacetan panjang," kata Toha, Sabtu (25/8).
Menurut dia, hal ini terjadi karena puluhan ribu dan bahkan ratusan ribu warga yang tinggal di kota besar mudik ke kampung halamannya masing-masing dalam waktu yang relatif bersamaan, terutama dari kota-kota besar di Pulau Jawa.
Hal inilah yang menyebabkan arus lalu lintas di jalur mudik dan balik menjadi sangat padat dan terjadi kemacetan panjang sehingga sangat berpotensi terjadi kecelakaan lalu lintas.
"Apalagi banyak pemudik menggunakan sepeda motor berpenumpang lebih dari dua orang dan membawa banyak orang. Mereka berjalan beriringan dengan jarak yang rapat sehingga sangat mungkin terjadi saling senggol dan terjatuh," ujar Toha.
Toha yang menjelang Lebaran mudik ke Solo, Jawa Tengah, mencontohkan perjalanan dari Jakarta ke Solo dalam kondisi normal sekitar 12 jam, tapi pada arus mudik Lebaran bisa mencapai 38 jam.
Dalam kondisi arus lalu lintas yang padat dan macet, menurut dia, banyak pengendara yang ingin cepat sampai kemudian main serobot sehingga tidak mengindahkan keselamatan berkendaraan.
Di sisi lain, kata dia, aparat kepolisian yang mengatur arus lalu lintas sering tidak tegas menindak pemudik yang tidak disiplin dan melanggar aturan berlalu lintas, misalnya berpenumpang lebih dari dua orang, tidak menggunakan helm, dan sebagainya.