Arus Balik di Lingkar Nagreg Terpantau Lancar

Rep: Rachmita Virdani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

Rabu 22 Aug 2012 17:56 WIB

  Ribuan kendaraan melintas di Jalan Raya Nagreg menuju Garut dan Tasikmalaya, Nagreg, Jawa Barat, Kamis (16/8). (Adhi Wicaksono) Ribuan kendaraan melintas di Jalan Raya Nagreg menuju Garut dan Tasikmalaya, Nagreg, Jawa Barat, Kamis (16/8). (Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Arus balik kendaraan pada H+3 Idul Fitri di Lingkar Nagreg masih terlihat lengang. Belum ada kemacetan yang berarti meskipun banyak pengemudi kendaraan roda dua terlihat melintas atah berhenti di bahu jalan sekedar untuk beristirahat ataupun makan siang.

Menurut Kompol Edi Suhendi, Penanggung Jawab Lalu Lintas Lingkar Nagreg, meskipun para pengemudi tersebut tidak membuat kemacetan namun sebaiknya jangan berhenti di bahu jalan. "Hal tersebut justru akan membahayakan keselamatan pengendara. Apalagi di terowongan Lingkar Nagreg, biasanya kendaraan-kendaraan tersebut memacu dengan kecepatan tinggi,"jelasnya saat ditemui di Pos Polisi Lingkar Nagreg, Rabu (22/8).

Kecepatan maksimum, kata Edi,untuk melaju di terowongan Lingkar Nagreg adalah 60 sampai 50 kilometer per jam. "Perhatikan rambu-rambu kendaraan. Bagi para pengendara roda dua hendaknya berjalan di lajur kiri, sedangkan untuk roda empat berjalan di sebelah kanan,"terangnya

Pantauan Republika, hingga pukul 16.30 WIB, masih banyak kendaraan yang berhenti di terowongan Lingkar Nagreg. Rata-rata mereka berhenti untuk mengambil foto guna kenang-kenangan selama perjalanan mudik.

Tina, seorang pengendara asal Bandung, mengatakan ia ingin mengabadikan gambar karena ia baru melewati terowongan ini sejak diresmikan dua tahun lalu. "Bagus aja mbak buat foto-foto, arsitekturnya cukup menarik,"tuturnya.

Terowongan Lingkar Nagreg sendiri diresmikan pada tahun 2011 dan memiliki panjang 500 meter. Terowongan tersebut merupakan bagian dari jalur Lingkar Nagreg yang menghabiskan biaya Rp 340 miliar dalam pembangunannya.

Terpopuler