REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG – Sejumlah toko pempek di Kota Palembang menolak pemesanan, Sabtu (18/8), atau satu hari menjelang Lebaran karena kebanjiran order sejak sepekan lalu.
"Sejak tiga hari lalu sudah tidak terima pesanan lagi, karena dua hari menjelang Lebaran para pegawai sudah pulang kampung, sehingga toko yang tetap buka pada hari ini hanya sekadar menunggu pelanggan mengambil pesanan,” kata Heni, pemilik toko pempek di kawasan Sekanak, Palembang.
"Rata-rata pembeli mengambil pesanan pada satu hari atau dua hari menjelang Lebaran," lanjut Heni.
Pada Lebaran kali ini, ia mengalami penurunan omzet dibandingkan tahun lalu meski tidak begitu signifikan. "Agak sedikit menurun dari tahun lalu sekitar 15 persen, sehigga tidak begitu terasa karena pada dasarnya pesanan pempek masih banyak," kata dia.
Heni menjual pempek dalam beberapa jenis dengan harga Rp 2.000 per buah seperti kerupuk, pistel, telur, adaan, dan lenjer. "Jumlah pesanan beragam dari 100 buah hingga 500 buah, tapi kami membatasi paling sedikit 50 buah," katanya.
Sementara, Ayung, pedagang lainnya di kawasan itu mengatakan meraup omzet sekitar Rp 50 juta pada Idul Fitri kali ini. "Seperti tahun-tahun sebelumnya memang terjadi peningkatan permintaan menjelang Lebaran. Jika omzet bulanan hanya berkisar Rp 10-Rp 15 juta, tapi selama Ramadhan bisa menembus Rp 50 juta," ungkapnya.
Ia tetap mempertahankan cita rasa pempek sehingga memiliki sejumlah pelanggan setia.
"Meski bahan baku mahal menjelang Lebaran, tetap saja harga tidak dinaikkan dan kualitas tidak diturunkan. Itulah banyak yang pesan ke sini," kata Ayung.