Ribuan Pemudik Masih Minati Kereta

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

Kamis 16 Aug 2012 12:26 WIB

  Penumpang kereta api antre masuk ke dalam Kereta Mataremaja di Stasiun Senen, Jakarta, Rabu (15/8). (Edwin Dwi Putranto/Republika) Penumpang kereta api antre masuk ke dalam Kereta Mataremaja di Stasiun Senen, Jakarta, Rabu (15/8). (Edwin Dwi Putranto/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pulang kampung jelang Lebaran dengan kereta api masih menjadi pilihan ribuan pemudik ibukota. Opsinya dari kantong sendiri maupun mudik bareng gratisan masih dijubeli peminat.

"Hingga H-4 Lebaran, penumpang KA wilayah DAOP 1 Jakarta tercatat sebanyak 23.645 penumpang,"ungkap Junior Manajer Eksternal PT KAI DAOP 1, Rapino Situmorang, saat ditemui di Stasiun Gambir, Rabu (16/8).

Kuantitas penumpang terbanyak hingga hari ini berangkat dari Stasiun Pasar Senen. Jumlahnya mencapai 5017 orang yang diangkut 20 kereta seperti Sawunggaling, Kertajaya, Tawang Jaya, Matarmaja, Mantap Lebaran, dan Kutojaya Lebaran. Menyusul penumpang dari Stasiun Tanah Abang dengan 2445 penumpang.

Stasiun Gambir juga menjadi titik ramai penumpang. Bersama 36 kereta yang mengangkut 2355 pemudik. Sementara, kisaran angka 2152 pemudik meluncur dari Stasiun Jakarta Kota.

"Selain penumpang reguler, juga banyak mudik bareng gratis dibiayai perusahaan. Hari ini saja ada dua, Telkomsel dan BNI,"jelas Rapino. Peminat mudik gratis diakuinya bisa membantu masyarakat umum yang kesulitan mendapatkan tiket jelang Lebaran.

Irit ongkos dan jaminan kenyamanan menjadi pertimbangan bagi Donald Banjarnahor memilih mudik gratis bareng perusahaan provider seluler terbesar di Indonesia. "Cukup kumpulkan poinnya, kemudian ikut lelang tiket yang diadakan tiap hari mulai jam 00.00 hingga 22.00, tiket sudah di tangan,"ungkap pekerja media ini.

Donald merasa mudik gratis bisa mengefisienkan waktu berburu tiket ke kampung halamannya di Semarang. Tapi tak jarang, perolehan tiket gratis juga dimanfaatkan meraup keuntungan finansial. Seperti dilakukan seorang temannya yang mendapat lelang tiket pesawat terbang dari penyelenggara serupa.

 Merasa belum butuh, dijuallah tiket gratis tanpa dibubuhi nama itu. "Bagaimanapun caranya, kalau tiket pulang kampung sudah di tangan barulah lega,"cetusnya.

Terpopuler