REPUBLIKA.CO.ID,Allah berfirman seraya mencela orang-orang Yahudi dan Nasrani yang rusak, "Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu." (QS. Al- Maidah, 63).
Ibnul Qayyim AJ-Jauzi mengisahkan kepada kita dalam Shaidul Khatir bahwa ia makan makanan syubhat, hatinya kemudian berubah dan gelap untuk beberapa lama. Oleh karena itu. karena kesucian hati para salaf merasakan perubahan pada hati mereka.
Orang yang tidak mempedulikan kehalalan makanan dan minuman yang masuk melalui tenggorokannya sudah pasti akan menjadikannya berperilaku yang haram pula. Karena setiap darah dan daging yang memproduksi energinya berasal dari yang haram, tentu energi yang dia hasilkan akan menjurus kepada yang haram pula.
Sebagian mereka minum minuman keras dan yang memabukkan dengan segala macam dan jenisnya. Mereka ini sama sekali tidak akan merasakan lezatnya ibadah dan manisnya ketaatan kepada Allah. Mereka akan hidup dalam keadaan gundah, cemas, tak dapat merasakan kebahagiaan, dan tidak mempunyai waktu saat doanya dikabulkan Allah.
Oleh karena itu, orang yang tidak membuat perutnya berpuasa, maka ia seakan-akan tidak berpuasa. Orang yang berpuasa dari yang haram, berhati-hati dalam makanan dan minuman ia akan masuk surga.