REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong pemerintah, polisi, dan masyarakat untuk peduli terhadap keselamatan anak-anak yang menumpang kendaraan roda dua saat aktivitas mudik berlangsung. Pasalnya, pemudik dengan kendaraan roda dua diprediksi meningkat tahun ini.
Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asroruni Ni'am Sholeh, menuturkan, anak-anak kerap menjadi korban atas kekerasan hati orang tuanya yang bersikukuh pulang ke kampung halaman dengan kendaraan roda dua. Tidak jarang anak-anak menderita sakit, bahkan meninggal dunia karena kecelakaan atau kelelahan di tengah perjalanan. “Hal semacam ini harus menjadi perhatian pemerintah, polisi, masyarakat dan pelaku mudik,” ujar Asrorun di Kantor KPAI, Jakarta, akhir pekan lalu.
Tetapi, Asrorun tidak menampik pengemudi kendaraan roda dua mengklaim alasan menggunakan kendaraan itu dapat memperpendek jarak dan waktu tempuh perjalanan ke tujuan. Apalagi, mudik dengan kendaraan roda dua dinilai lebih ekonomis ketimbang roda empat. “Tapi, itu semua bukan menjadi pembenar atas anak yang kemudian sakit atau meninggal dunia karena lelah atau kecelakaan,” tegasnya.
Dia meminta pemerintah, polisi, dan masyarakat bersinergi memecahkan persoalan itu. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan dapat menyediakan bus bagi pemudik yang menggunakan sepeda motor.
Untuk polisi, disarankan agar terus mengingatkan pengemudi kendaraan roda dua berpenumpang anak untuk berhati-hati dalam mengendalikan motornya. Bila perlu, polisi menegur dan menyarankan pemudik kendaraan roda dua menggunakan bus bagi istri/ibu dan anaknya. Kemudian, mereka bertemu pada satu titik dengan bapaknya yang mengendarai motor. Sedangkan untuk masyarakat, mereka dapat berkontribusi dengan menyediakan rumahnya menjadi tempat isitirahat bagi pemudik di tengah perjalanan.
Merespons KPAI, Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya menyiapkan bus bagi pengendara motor berpenumpang anak yang hendak mudik. Bus ini adalah donasi sejumlah perusahaan yang peduli terhadap keselamatan pemudik. Ketua Posko Lebaran di Wilayah Polda Metro Jaya Kompol Miyanto menjelaskan, jumlah anak-anak yang meninggal dunia saat musim mudik di daerah Jakarta dan sekitarnya cenderung meningkat. Pada 2010, anak berusia satu-10 tahun yang meninggal dunia sebanyak 10 orang sedangkan pada 2011 jumlahnya menjadi 16 anak. “Sebagian besar dari mereka menggunakan motor,” ungkap Miyanto di Kantor KPAI.
Untuk menekan angka kematian anak ikut mudik, Polda Metro Jaya bekerja sama dengan beberapa perusahaan menyediakan bus bagi pemudik. Bus ini hanya ditempatkan di pintu keluar Kedung Waringin, Kabupaten Tangerang.
Bila petugas di lapangan mendapati kendaraan roda dua yang berpenumpang anak dan tingkat keselamatan kurang memadai, pengendara akan diberhentikan. Istri/ibu dan anak yang menumpang motor itu diminta naik ke dalam bus, lalu bapaknya melanjutkan perjalanan sendirian. “Nanti mereka akan bertemu di check point tertentu yang dekat dengan kampung halamannya,” jelasnya kepada Republika. Sayang, belum diketahui jumlah bus dan perusahaan mana saja yang siap bekerja sama. “Bus pasti ada, tapi belum tahu berapa jumlahnya. Sepertinya Mayasari dan Hiba turut mendonasikan,” tutur Miyanto.