Mulai Bermunculan, Tambal Ban di Jalur Mudik Bekasi

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

Sabtu 11 Aug 2012 14:38 WIB

Jasa Tambal Ban (ilustrasi) Jasa Tambal Ban (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sejumlah tukang tambal ban musiman mulai membangun lapak mereka di sepanjang sisi jalur Kalimalang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (11/8). Kawasan itu memang menjadi lintasan jalur mudik Lebaran 1433 H, Sabtu.

Mayoritas tukang tambal ban membangun lapaknya di lahan-lahan kosong di bibir sungai Kalimalang yang merupakan milik Perum Jasatirta II. Mereka mencari tempat-tempat yang dinilai strategis, seperti di dekat badan jalan yang rusak dan jauh dari bengkel motor.

"Enak di bawah pohon rindang biar teduh. Biasanya kalau jalan rusak aspalnya suka tajam-tajam dan merusak ban," kata Yanto, salah satu tukang tambal ban.

Lapak mereka dibangun dengan bahan baku seadanya menggunakan terpal, dan juga menggunakan bambu sebagai penyangganya. Sedangkan barang-barang mekanik dibiarkan tergeletak di depan lapak.

"Untungnya menambal ban saat mudik cukup menjanjikan. Sebab sangat banyak kendaraan yang melintasi jalur ini karena menghubungkan Jakarta menuju Pantura, baik yang menggunakan sepeda motor maupun mobil," katanya.

Menurut dia, kondisi jalan bagus tidak memberikan jaminan ban tidak akan bocor. Sebab, rata-rata penyebab ban bocor juga disebabkan kondisi ban dalam yang tipis dan gesekan aspal yang panas.

"Apalagi jika lintasan jalannya rusak, akan banyak pemudik yang mampir ke tempat saya. Kalaupun tidak menambal, biasanya mereka minta tambah angin atau ganti suku cadang yang kecil-kecil," kata Yanto yang biasanya berprofesi sebagai tukang becak di kawasan MM2100 Cibitung.

Ia mengaku selalu menjadi penambal ban musiman setiap menjelang Lebaran di sisi jalur Kalimalang sejak tiga tahun lalu.

Pengakuan senada diungkapkan Nadih (41), penambal ban lainnya. Menurut dia, keuntungan yang didapat pada saat menjelang Lebaran jauh lebih besar dari pendapatan rutinnya sebagai pemulung limbah plastik.

"Biasanya, keuntungan saya bisa berlipat saat H minus tujuh Lebaran atau puncak arus mudik. Saya bisa pulang bawa duit Rp150 ribu per hari. Tarifnya, mulai dari Rp6.500 per lubang," katanya.

Terpopuler