REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriyah, sejumlah pengusaha kue kering di Cianjur, Jawa Barat, kebanjjiran pesanan. Pesanan datang di tingkat lokal, hingga dari luar kota seperti Bogor, Sukabumi, dan Jakarta.
Nia Kurnia (32) salah seorang pengusaha kue kering di Kelurahan Sawah Gede, Cianjur, mengaku sejak tiga hari terakhir ia kawalahan menerima pesanan kue kering untuk Lebaran dari langanannya di Cianjur dan luar kota. Sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, ia terpaksa menambah jumlah pekerja dari delapan orang menjadi 13 orang. Penambahan karyawan itu agar pesanan bisa terpenuhi dan pelanggan tidak kecewa.
"Untuk saat ini, berbagai macam kue yang kami buat, seperti putri salju, lidah kucing, nastar, kacang telor, telor gabus dan aneka kue kering berbahan coklat, cukup diminati dan dipesan hampir 200 orang setiap harinya," katanya.
Masing-masing kue tersebut, ungkap dia, dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp 35 ribu perkotak, sampai Rp 150 ribu. Sedangkan memasuki hari kesepuluh menjelang Lebaran, ia mengaku terpaksa menolak sejumlah pesanan dengan partai besar dari beberapa kota di Bogor dan Sukabumi.
Disebutkannya, penolakan itu terpaksa dilakukan karena beberapa faktor. Selain kekurangan tenaga, diikuti dengan harga bahan-bahan kue yang mulai mengalami kenaikan.
Meningkatnya penjualan kue kering yang biasa disuguhkan pada hari raya juga terlihat di sejumlah pusat perbelanjaan di Cianjur. Setiap harinya, ungkap Agus, salah seorang penjaga stand kue kering di Toserba Selamat, Cianjur, terus mengalami peningkatan cukup tajam.
"Berbagai jenis kue kering baik dalam kemasan atau kotak, atau kiloan, mengalami peningkatan yang cukup tajam. Dalam satu hari kami perkirakan 200 kotak kue kering berbagai jenis, laku terjual. Sehingga stok yang kami miliki, mulai menipis," beber pria 25 tahun itu.