REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Berbuka puasa bersama alias bukber pada bulan Ramadhan tampaknya menjadi tradisi baru, bahkan tak hanya bagi Muslim. Lihat saja Perdana Menteri Jepang, Yoshihiro Noda. Ia menggelar bukber di Kantor Perdana Menteri dengan mengundang para duta besar negara-negara Islam dan lainnya yang ada di Jepang pada Rabu lalu (1/8).
Pada bukber kali ini, sekitar 34 perwakilan negara dan wilayah dari korps diplomatik Islam yang berada di Tokyo berpartisipasi dan masing-masing perwakilan menyediakan masakan ciri khas mereka.
"Salah satu alasan penerimaan Islam di bangsa dan negara yang berbeda adalah adanya semangat toleransi akan keanekaragaman,” kata Noda dalam siaran pers dari Kedutaan Besar Jepang di Jakarta,
Ia menambahkan, dengan semangat itu maka promosi saling pengertian antara peradaban yang berbeda dan “toleransi akan keanekaragaman” semakin bertambah penting. Semua itu mendorong realisasi perdamaian dan stabilitas dunia.
Noda juga mengakui, bukber menjadi ajang berharga untuk mengenali satu sisi tradisi Islam. Ia berharap, perkenalan inilah yang diharapkan akan mendorong saling pengertian antara Jepang dan dunia Islam.
Duta Besar Republik Demokrasi Rakyat Algeria untuk Jepang, Bapak Sid Ali Ketrandji kemudian mewakili para duta besar negara-negara Islam yang bertugas di Jepang, "Semangat toleransi dan menghormati budaya dan peradaban yang berbeda merupakan dasar ajaran Islam sekaligus juga merupakan karakteristik bangsa dan masyarakat Jepang," katanya.