Mau Berhenti Merokok? Berpuasalah (1)

Rep: Hannan Putra/ Red: Hafidz Muftisany

Senin 30 Jul 2012 11:42 WIB

Rokok, salah satu penyumbang tertinggi penyebab kematian. (ilustrasi) Rokok, salah satu penyumbang tertinggi penyebab kematian. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Pada tahun 1604, Raja James I menulis tentang pemeriksaan atas mayat-mayat para perokok berat. Dia menemukan bahwa pada tubuh bagian dalam mayat-mayat itu tercemar dan terinfeksi oleh semacam bubuk hitam dan berminyak. Kenyataan ini paling tidak membuktikan bahwa rokok itu berbahaya.

Satu isapan sebatang rokok saja mengandung puluhan ribu zatpolutan. Jika asap ini dingin, beberapa diantaranya berubah menjadi cairan yang dapat menghasilkan tar tembakau. Tar yang berujud massa berwarna cokelat tersebut dapat menempel pada paru-paru, kuku, dan gigi perokok. Oleh karena itu, para perokok berat umumnya memiliki kuku dan gigi kuning kecokelatan.

Seseorang yang menghabiskan sepuluh batang rokok sehari, dalam setahun paling tidak telah menghirup 30.000 kali asap rokok. Padahal, dalam sekali isap terhirup sekitar 4.000 macam zat polutan.

Nikotin, racun paling berbahaya yang dikandung oleh rokok memang dapat menenangkan pikiran. Inilah sesungguhnya yang dicari-cari oleh perokok sebagaimana halnya obat-obatan yang memiliki fungsi adiktif yang memberi efek kecanduan kepada para pemakainya.

Setelah mengisap asap rokok, sekitar 7,5 detik kemudian nikotin telah tiba di otak dan kemudian merangsang hormon yang dapat menimbulkan perasaan tenang.

Gerbang pertama yang menjadi sasaran asap rokok adalah paru-paru, salah satu organ di dada yang memiliki susunan rumit. Paru-paru terdiri atas lima jenis sel yang semuanya sangat peka terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh asap rokok.

Selain ke paru-paru, racun-racun rokok juga menyebar ke setiap sel dalam tubuh. Dengan demikian, kerusakan yang timbul dimulai dari tingkat sel sampai ke berbagai organ serta sistem organ dalam tubuh.

Terpopuler