Pedagang Buah 'Banting Setir' Jual Takjil Puasa

Red: Karta Raharja Ucu

Senin 23 Jul 2012 22:12 WIB

takjil takjil

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sejumlah pedagang buah-buahan di sejumlah pasar tradisional di Semarang, Jawa Tengah, untuk sementara meninggalkan pekerjaannya selama Ramadhan. Eits, bukan berarti mereka tidak bekerja, para pedagang buah itu banting setir dengan menjual aneka takjil alias makanan berbuka puasa.

Seorang pedagang es cendol, Legi (61) yang ditemui di Pasar Johar Semarang mengaku, dirinya sehari-hari biasa berjualan nanas. Namun, saat Ramadhan seperti sekarang ini memilih berjualan minuman takjil. "Tidak hanya es cendol, saya jual beraneka es, seperti es campur, es rumput laut, dan es cincau. Yang paling banyak dicari sekarang ini es rumput laut, mungkin karena rasanya lebih segar," katanya di Semarang, Senin (23/7).

Diakuinya, dalam sekali berjualan minuman takjil bisa menghabiskan hingga 30 kilogram rumput laut. Sementara cendol menghabiskan 25 kilogram, kolang-kaling sekitar 15 kilogram, dan cincau bisa habis 20 kilogram setiap hari.

"Kalau pagi, kadang-kadang saya masih menyempatkan berjualan buah-buahan, terutama nanas. Lumayanlah, dengan berjualan beraneka es seperti ini bisa menambah pemasukan sampai Rp 300 ribu per hari," kata Legi menjelaskan.

Hal senada diungkapkan Yanti (55) yang mengaku selalu berjualan es cendol setiap kali Ramadhan. Sebab, omzet yang didapatkan dari berjualan minuman takjil itu cukup untuk membuat dapurnya tetap 'ngebul'. "Kalau saya membuat sendiri cendolnya. Lebih irit dibanding membeli cendol jadi. Caranya juga mudah, sebab setiap Ramadhan saya selalu berjualan ini (es cendol). Sementara pagi hari saya berjualan buah," katanya.

Kendati begitu, Yanti mengaku ada sedikit penurunan penjualan es cendol. Penyebabnya karena semakin banyak pedagang yang menjajakan minuman takjil dan bisa juga disebabkan berdekatan dengan masa pendaftaran siswa baru. "Tahun lalu, saya bisa membuat setidaknya sampai 70 kilogram cendol, sebagian disetor ke pedagang lain, sisanya dijual sendiri. Namun, tahun ini saya paling banter membuat cendol sekitar 50 kilogram," kata Yanti.

Tak hanya di Pasar Johar, Kartini (64) penjual minuman takjil di Pasar Peterongan Semarang juga mengaku 'banting setir' menjajakan es cendol saat Ramadhan. Bedanya, sehari-hari dia biasa berjualan beraneka bubur.

"Ya es cendol memang lebih laris kalau Ramadhan dibandingkan bubur. Biasanya, orang selalu mencari sesuatu yang segar untuk menemani berbuka puasa. Kenyataannya, peminat es cendol saya juga ramai," ungkapnya.

Terpopuler