REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari sekian banyak menu buka puasa yang tersedia, buah kurma masih menjadi primadona. Selain rasa manis, berbuka puasa dengan kurma dalam jumlah ganjil adalah sunnah Nabi Muhammad SAW. Tak ayal, jika buah yang mengadung banyak kandungan gula tersebut diburu umat muslim sebagai takjil ketika Ramadhan.
Di Pusat Grosir Tanah Abang contohnya. Di pasar tersebut, banyak pedagang yang menjual berbagai jenis kurma. Meski di luar Ramadhan ada saja yang menjual kurma, tapi ketika memasuki bulan suci, para pedagang kurma semakin banyak bak jamur di musim hujan. Banyaknya warga yang berbelanja buah yang umumnya berwarna cokelat dan hitam itu menjadi alasan, banyak pedagang yang menjual buah khas Timur Tengah tersebut.
Berbagai jenis kurma di jual di sini. Harganya pun beragam. Seperti Kurma Madinah, Kurma Lulu atau sering disebut Kurma Nabi, Kurma Mesir, Kurma Saudi, Kurma Mesir Madu, Kurma Tunisia, dan Kurma Mejo. Adi, salah satu pedagang kurma di Tanah Abang menjelaskan, Kurma jenis madinah rasanya pulen dan manis, sementara Kurma Lulu alias Kurma Nabi berukuran cukup besar dengan rasa manis lembut. Kurma Mesir, kata Adi, tingkat kemanisannya tinggi.
"Kalau Kurma Saudi itu kering tapi tidak terlalu kering. Nah, daging Kurma Madu Super empuk, sedangkan Kurma Tunisia yang mengkel," terang Adi saat ditemui ROL, akhir pekan kemarin.
Dijelaskan Adi, harga beragam kurma tersebut beraham. Kurma Madinah dijual Rp 45 ribu per kilogram, Kurma Nabi Rp 35 ribu per kilogram, Kurma Mesir Rp 30 ribu per kilogram, dan Kurma Saudi Rp 35 ribu per kilogram. Ada juga Kurma Mesir Madu yang bandrol Rp 70 ribu per kilogram, dan Kurma Tunisia Rp 55 ribu per kilogram. Dan untuk Kurma Mejo di jual dengan harga cukup mahal, yakni Rp 170 ribu per kilogram.
"Rata-rata masyarakat menyukai kurma jenis Madinah," ungkap Adi.
Selama Ramadhan, Adi mengaku omsetnya naik hingga 50 persen. "Kira-kira bisa mencapai 10 juta (rupiah) per hari," sebut pria 21 tahun itu mengakhiri.