Kemendag Yakin tak Ada Lagi Kenaikan Harga Ayam

Red: Taufik Rachman

Jumat 20 Jul 2012 14:38 WIB

Ayam potong (ilustrasi) Foto: Antara Ayam potong (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Perdagangan RI yakin harga daging ayam yang beredar di pasar tidak akan naik lagi pada pekan depan.

"Saya yakin ke depan harga akan stabil. Harga naik ini hanya satu sampai dua hari ke depan dan setelah itu konsumsi saya kira sudah normal seperti biasa," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Gunaryo, Jumat.

Menurut dia, harga ayam yang naik di pasaran menjadi Rp35 ribu - Rp45 ribu per ekor lebih disebabkan karena margin keuntungan pedagang yang ditingkatkan untuk mengambil kesempatan permintaan jelang puasa yang juga naik.

Dirjen menjelaskan Kemendag telah berupaya melakukan komunikasi intensif dengan forum perunggasan dalam menanggulangi ketidakstabilan harga ayam menjelang puasa.

"Kami meminta supaya mulai hari ini ayam bisa dipasok, paling tidak bisa dibagi ke sejumlah tempat yang harganya lagi tinggi untuk di pasok dengan jumlah lebih," kata Gunaryo.

Dia menjelaskan upaya itu telah berhasil dilakukan di Solo, Jawa Tengah pada beberapa waktu lalu dimana penyesuaian harga ayam terjadi dari sebelumnya Rp 28 ribu menjadi Rp 26 ribu.

Sedangkan sejumlah Rumah Potong Ayam (RPA), kata Gunaryo, di Jakarta mematok harga jual ke pedagang pada kisaran Rp 29 - 30 ribu dan karena ada biaya distribusi serta margin keuntungan RPA maka terjadi penyesuaian harga.

Selain itu Gunaryo juga menjelaskan adanya alasan psikologis terkait meningkatnya pembelian daging ayam oleh masyarakat.

Permintaan yang meninggi akan daging ayam, menurut Gunaryo, lebih karena masyarakat merasa pada awal puasa harus menyediakan makanan yang terbaik di tempat tinggal masing-masing.

"Ekspektasinya itu memang pada hari ini sebagian besar masyarakat akan mulai sahur pada hari pertama puasa dan membuat permintaan begitu tinggi sehingga pedagang juga mengharapkan keuntungan," jelas dia.

Dirjen juga mengatakan harga telur ayam di beberapa wilayah di Indonesia mulai stabil karena pasok yang mencukupi. "Telur eceran itu tadi di Pasar Kopro ada yang Rp19 - 20 ribu. Sedangkan pedagang grosir menjualnya dengan harga kisaran Rp17 ribu," kata Gunaryo.

Dia mengakui disparitas harga telur sebelumnya sedikit tinggi di antara daerah yang menjadi produsen telur dengan non-produsen.

Untuk harga telur di Blitar, Jawa Timur, menurut Gunaryo, saat ini harganya sudah sangat turun dan dikhawatirkan semakin anjlok setelah lebaran. "Itu yang kami antisipasi sehingga saya juga harus hati-hati dalam melakukan upaya penyesuaian harga," kata Gunaryo.

Dirjen berharap upaya untuk menjaga stabilitas sejumlah harga kebutuhan pokok pada saat bulan Ramadhan tidak berdampak kepada kemerosotan harga pasca lebaran seperti pada empat tahun lalu.

Terpopuler