Sa'ad bin Abi Waqash, Panah dan Doa Terijabah (2)

Red: Hafidz Muftisany

Selasa 17 Jul 2012 09:05 WIB

ilustrasi ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Sa'ad adalah seorang ksatria Muslim yang paling berani. Ia mempunya dua kekuatan yang sangat ampuh: panah dan doanya. Jika ia memanah maka pasti tepat sasaran, jika ia berdoa maka akan dikabulkan-Nya.

Hal ini tak lepas dari doa Rasulullah untuk Sa'ad. Suatu hari Rasulullah menyaksikan dari Sa'ad sesuatu yang menyenangkan dan berkenan mendoakan Sa'ad "Ya Allah, tepatkanlah bidikan panahnya dan kabulkanlah doanya..!"

Demikian menjadi masyhur bahwa doanya makbul. Suatu hari, ketika fitnah di zaman Ali sebagai khalifah datang, Sa'ad mendengar seorang laki-laki memaki Ali, Thalhah dan Zubair. Ketika dilarangnya, orang itu justru menolak.

Maka Sa'ad berkata "Kalau begitu akan saya doakan kamu kepada Allah." Laki-laki itu berkata "Rupanya kamu hendak menakutiku, seolah-oalh kamu seorang Nabi." Maka Sa'ad pun pergi wudhu dan melakukan shalat dua rakaat kemudian berdoa:

"Ya Allah, kiranya menurut ilmu-Mu, laki-laki ini telah memaki segolongan orang yang telah peroleh kebaikan-Mu dan tindakan mereka mengundang amarah murka-Mu, maka mohon lah dijadikan hal ini sebagai pertanda dan pelajaran.."

Tidak lama kemudian, tiba-tiba dari salah satu pekarangan rumah muncul seekor unta liar dan menabrak laki-laki tadi hingga meninggal.

Sa'ad juga contoh bagi kita dalam hal istiqomah dalam iman dan hidayah. Betapa mahalnya hidayah itu bahkan harus kita gigit dengan geraham kita untuk tak melepaskannya. Terkisahlah ibunda Sa'ad yang melakukan mogok makan berhari-hari demi menentang keislaman anaknya.

Semakin hari semakin parahlah kondisi ibu Sa'ad ini. Dalam ujian keimanan yang berat seperti ini, keimanan Sa'ad kokoh menghujam dan keluarlah kalimat yang abadi itu

"Demi Allah, ketahuilah wahai ibunda, seandainya bunda memiliki seratus nyawa, lalu ia keluar satu per satu tidaklah anakmu ini akan meninggalkan Agama ini walau ditebus dengan apapun."

Akhirnya ibundanya mundur teratur dan turunlah ayat tentang kisah Sa'ad ini, "Dan seandainya kedua orang tua memaksamu untuk mempersekutukan Aku, padahal itu tidak sesuai dengan pendapatmu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya (QS Lukman : 15)