REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG-- Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang Selatan, Banten, mencatat jumlah pendatang baru di kota ini mencapai 15 ribu jiwa. "Diperkirakan warga pendatang yang ikut dalam arus balik ke Tangerang Selatan mencapai 15 ribu jiwa," kata Kepala Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang Selatan Toto Sudarto di Tangerang, Kamis. Toto menuturkan, guna memastikan jumlah pendatang dan meminimalkan masuknya teroris, operasi yustisi digelar mulai Kamis (8/9) dan akan berlangsung hingga tujuh hari ke depan.
Ia mengatakan, pihaknya tidak mengetahui mengenai keterampilan yang dimiliki warga pendatang. Menurutnya, Pemkot Tangerang Selatan tidak melarang pendatang masuk ke kota ini asalkan memenuhi persyaratan untuk
menjadi warga setempat.
"Pemerintah tidak melarang dengan catatan mereka melengkapi dokumen kependudukan sehingga tercatat oleh kami," katanya. Menurutnya, semua pendatang wajib memiliki dokumen kependudukan lengkap, termasuk keterangan dari tempat asal. Di sisi lain operasi ini juga untuk mengantisipasi masuknya jaringan teroris ke Tangsel.
"Dari manapun warga pendatang tersebut berasal, yang penting punya dokumen dan keterangan yang baik dari tempat asal," katanya. Ia juga meminta pendatang tidak menambah pengangguran di kota pemekaran Kabupaten Tangerang ini karena dapat memicu peningkatan masalah sosial.