Kawasan Merapi Jadi Daerah Wisata, Warga Serbu Rumah Mbah Maridjan

Rep: Yoebal Ganesha/ Red: Stevy Maradona

Kamis 01 Sep 2011 17:30 WIB

Masjid Mbah Maridjan Masjid Mbah Maridjan

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Memasuki liburan lebaran tahun ini, ribuan wartawan mulai menyerbu kawasan erupsi Merapi di Kecamatan Cangkringan, Sleman.  Mereka umumnya ingin melihat dampak kerusakan akibat erupsi Merapi, terutama di Dusun Kinahrejo, bekas lokasi tempat tinggal juru kunci Merapi, Mbah Marijan.

Ribuan wisatawan yang datang memakai kendaraan sendiri, baik sepeda motor maupun kendaraan roda empat, sehingga lalu lintas di jalan menuju Kinahrejo tampak dipadati kendaraan mulai dari persimpangan Balai Desa Umbulharjo sampai ke Pos Retribusi Gondang.

Di Pos ini, setiap kendaraan roda empat yang masuk harus membeli tiket Rp 5.000, sedang motor Rp 2.000. Sedang penumpang masing-masing harus membayar Rp 3.000 per orang. Kemacetan semakin parah masuk ke Dusun Pangukrejo, tempat pengunjung harus  memarkir kendaraan mereka, karena terbatasnya lahan parkir di kawasan tersebut.

Badiman, Ketua Paguyuban Warga Kinahrejo, mengatakan umumnya para pengunjung ini datang ingin melihat lokasi bekas rumah Mbah Marijan.  Dijelaskannya, para wisatawan ini umumnya datang dari luar kota, seperti Bandung, Jakarta, dan juga berbagai kota di Jateng dan Jatim. Sebagian mereka juga adalah warga DI Yogyakarta yang selama ini belum sempat datang ke lokasi erupsi Merapi.

Bahkan, untuk menambah daya tarik lokasi bekas rumah Mbah Marijan ini, rongsokan mobil Suzuki APV yang dulunya telah dibawa turun kini dikembalikan ke tempat semula di halaman rumah Mbah Marijan.

Mobil APV ini dulu dipakai oleh sukarelawan PMI, untuk mengevakuasi Mbah Marijan. Usaha evakuasi tersebut gagal karena Merapi lebih dulu meletus, dan sang relawan PMI itu turut tewas bersama Mbah Marijan di lokasi tersebut.

 

Terpopuler