REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Seratusan warga masyarakat tampak antri dengan tertib dan teratur di halaman rumah dinas Wakil Presiden Boediono, di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (31/8).
Mereka datang ke situ bukan untuk demonstrasi atau unjuk rasa tapi untuk halal bihalal dengan Wapres yang mengadakan 'open house', yang dimulai pukul 14.30 WIB terkait dengan Lebaran 1 Syawal 1432 Hijriah.
Masyarakat yang umumnya golongan menengah ke bawah tersebut bermacam-macam pakainnya. Ada yang menggunakan baju, kaos oblong, T Shirt, sandal jepit, sepatu olahraga hingga ada pula yang tanpa alas kaki, sesuatu hal yang tidak mungkin dilakukan tamu yang akan menghadap Wapres apalagi di kediaman resmi.
Sebelum masuk ke dalam halaman rumah Wapres, mereka secara ketat dan teliti harus melewati alat pendeteksi metal yang dilakukan Paspampres untuk memastikan tidak membawa benda berbahaya seperti senjata tajam dan bahan peledak.
Dari hasil pemeriksaan memang tidak ditemukan benda-benda berharga, hanya saja kalau ada yang membawa tas besar atau jaket, diminta untuk ditinggal di pos keamanan.
Dengan dibimbing protokol Setwapres serta pasukan Paspampres, masyarakat secara tertib dan teratur salaman dengan Boediono dan Ibu Herawati yang menunggu berdiri di dalam rumah.
Sesekali warga ada yang berbicara secara perlahan dengan Boediono dan Wapres pun sempat menjawab dengan ramah dengan sesekali menebas senyum khasnya. Usai salaman dengan Wapres dan Ibu Herawati, masyarakat diarahkan ke arah belakang rumah atau di halaman yang telah ditutup oleh tenda berwarna putih.
Makanan
Di situ sudah terdapat berbagai jenis makanan dan minuman, seperti bakso, mie rebus jawa, dim sum, opor ayam lengkap dengan sambel goreng ati dan daging plus ketupat yang telah dipotong, sari buah jambu merah dan jeruk sari kacang hijau, asinan, hamburger, es coklat dan kopi, serta bermacam buah-buahan tropis seperti manggis, nenas, salak pondoh, jeruk, melon, pisang, serta semangka.
Mungkin karena merasa jarang menikmati makanan lezat sepeti itu, masyarat pun tak henti-hentinya menikmati makanan dan minuman yang ada. Ani (40) seorang warga Manggarai mengatakan, dirinya tidak menyangka bisa masuk ke dalam rumah Wapres dan bisa bersalaman dengan Boediono.
"Saya tidak bisa mengira kalo bisa masuk rumah dinas dan salaman dengan Wapres. Biasanya saya hanya bisa lewat di depan rumahnya saja," katanya.
Dia yang hanya menggunakan sandal karet dan kaos oblong warna pink sambil menggendong anak berusia tiga tahun mengatakan, lebaran ini dimanfaatkan untuk bisa bertemu dengan Wapres.
Bersama beberapa rekannya, dia tampak sibuk mencicipi semua makanan dan minuman yang tersedia dan kalau merasa enak dimasukkan ke dalam tas plastik kresek yang memang sengaja di bawa dari rumah.
Wanita tersebut mengaku merasa beruntung bisa menikmati makanan dan minuman itu, mengingat dirinya mengaku untuk memenuhi makan sehari-hari saja cukup berat.
"Saya cuman kerja sebagai tukang cuci saja, sementara suami supir angkutan umum. Jadi kesempatan ini saya manfaatkan sebaik-baiknya," katanya ceria.
Ayub (30) mengatakan, dirinya sebenarnya tahun lalu juga sudah menyempatkan diri untuk silaturahim dengan Wapres dalam suasana lebaran juga.
Tahun lalu, katanya, dirinya sudah mengetahui bahwa usai salaman dengan Wapres kemudian diarahkan menuju halaman belakang untuk menikmati makanan dan minuman yang telah disediakan.
"Kapan lagi saya bisa bawa buah-buahan dan makanan mahal ini kalau tidak dari rumah Wapres," kata Ayub, seorang warga Menteng Dalam sambil menenteng tas kresek berisi satu buah melon, salak pondoh, serta kue-kue kering.
Masyarakat tampak tidak lagi mengindahkan aturan protokoler kepresidenan, mereka ada yang makan dan minum sambil jongkok bahkan membuang kulit buah sembarang tempat.
Bahkan ada sejumlah warga yang memanfaatkan keberadaan kardus kosong bekas air minum gelas untuk diisi berbagai macam buah dan makanan, selanjutnya membawa pulang.
Tidak luput juga menjadi sasaran warga masyarakat membawa pulang 'hamburger' daging sapi yang dibungkus kotak warna oranye.
Ada lagi kejadian lucu yang membuat Paspampres dan protokol Setwapres tertawa geli, yakni ketika seorang ibu paruh baya secara spontan membawa kerupuk yang masih terbungkus plastik di atas meja yang disajikan untuk menyantap mi rebus.
Pelayan mi rebus yang bertugas menyediakan mi rebus tampak tak kuasa apa-apa melihat kejadian tersebut, sementara Paspampres pun hanya bisa geleng-geleng kepala sambil tersenyum.
Tidak sampai satu jam semua makanan dan minuman yang disediakan di kediaman resmi Wapres tampak sudah habis 'dijarah' masyarakat.