Din Syamsudin: Umat Islam Perlu Ambil Posisi Tengahan

Red: Didi Purwadi

Selasa 30 Aug 2011 10:05 WIB

Din Syamsudin Din Syamsudin

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - Umat Islam perlu mengambil posisi tengahan dalam menegakkan keseimbangan dan keadilan dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Demikian kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsudin.

"Citra diri sebagai umat tengahan mengandung arti bahwa umat Islam tidak boleh terjebak pada spektrum ekstremitas dalam keberagamaan dan kehidupan," katanya dalam khutbah shalat Idul Fitri 1432 Hijriyah di Alun-alun Utara Yogyakarta, Selasa.

Ia mengatakan, menurut para ulama, seperti Imam al-Ghazali, akidah Islam adalah akidah tengahan yang menjaga keseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi, antara kehidupan individual dan sosial. Akidah tengahan itu juga dapat diterapkan pada berbagai aspek kehidupan lain.

"Sebagai umat tengahan dengan akidah tengahan, maka keberagamaan umat Islam juga perlu mengambil posisi jalan tengah," katanya.

Menurut dia, posisi jalan tengah dalam beragama adalah tidak terjebak baik pada ekstrem yang hanya mementingkan kehidupan ukhrawi saja sehingga melupakan kehidupan duniawi, atau sebaliknya. Keberagmaan tengahan mengejawantah dalam kesungguhan hidup pada dua dunia itu seperti tercermin dalam kata hikmah "berbuatlah untuk duniamu seolah-olah kamu hidup selamanya dan berbuatlah untuk akhiratmu seolah-olah kamu mati besok".

"Dengan demikian, keberagamaan tengahan adalah keberagamaan total dan komprehensif bukan parsial. Keberagamaan tengahan juga mengambil bentuk keberagamaan proporsional, yakni menjalankan ajaran agama sesuai dengan proporsinya," katanya.

Ia mengatakan, Islam jalan tengah seperti itu mungkin bisa menjadi solusi bagi Indonesia yang kini masih terpuruk. Umat Islam harus tampil sebagai penyelesai masalah bangsa, tentu dengan bekerja sama dengan komponen bangsa lainnya.

 

Terpopuler