REPUBLIKA.CO.ID, Dalam studi baru-baru ini—yang diterbitkan dalam jurnal Nature Neuroscience—para ilmuwan menemukan bahwa tidur pada malam hari tidak cukup untuk manusia, tetapi harus ada tidur siang hari untuk waktu singkat, satu setengah jam, misalnya.
Para ilmuwan telah menemukan bahwa otak sebetulnya merasa lelah di siang hari akibat akumulasi informasi yang sampai kepadanya, sehingga kinerjanya menjadi kurang efisien dan dengan demikian memerlukan rehat sejenak. Rehat ini bagi otak merupakan penyusunan kembali informasi dan pengorganisasian gelombang-gelombang sel dan memantapkan informasi yang diperoleh di siang hari.
Oleh karena itu, para ilmuwan menegaskan pentingnya tidur malam hari atau tidur sebentar siang hari dan bahwa pemberian rehat kepada otak ini akan memperkuat memori. Mereka menemukan bahwa orang yang biasa tidur sebentar di siang hari, kinerja ilmiahnya mereka lebih baik, dan kemampuan mengingat sesuatunya akan lebih cepat.
Para ilmuwan mengatakan, fenomena tidur adalah sebuah sebuah mukjizat yang layak direnungkan dan dikaji lebih dalam karena ia merupakan fenomena kompleks. Maha Suci Allah yang telah mengisyaratkan dalam kitab suci-Nya Alquran tentang pentingnya tidur di malam dan siang hari, dan menegaskan bahwa tidur adalah salah satu tanda kebesaran Allah dan mukjizat yang harus kita renungkan.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan." (QS Ar-Ruum: 23)