REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Komisi VI DPR RI menemukan cukup banyak buah dan sayuran impor yang harga jualnya lebih murah saat meninjau perkembangan harga sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako) di Pasar Induk Kramarjati, Jakarta, Senin.
Ketua Komisi VI DPR RI, Airlangga Hartarto mengatakan, buah dan syuran impor yang cukup banyak di Pasar Induk Kramat jati, seperti anggur, jeruk, pisang, kentang, wortel, jahe, bawang. "Buah dan syuran impor jika dijual di pasar modern tidak jadi masalah, tapi kalau dijual di pasar tradisional maka akan mempersulit pedagang sayur dan buah berskala kecil," kata Airlangga Hartarto di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta.
Airlangga Hartarto bersama anggota Komisi VI DPR RI meninjau Pasar Kramatjati, Jakarta, guna memantau perkembangan harga dan stok barang menjelang Hari Raya Idul Fitri 1432 Hijriah, pada 30 September 2011. Menurut dia, produk impor yang masuk ke pasar Indonesia sulit dicegah karena merupakan ke bijakan pemerintah untuk menekan laju inflasi.
Namun, untuk produk buah dan sayur yang diproduksi petani merupakan mayoritas penduduk Indonesia, kata dia, hendaknya Kementerian Pertanian bisa membuat aturan lebih baik. "Kementerian Pertanian hendaknya tidak hanya mengatur produksi pertanian, tapi juga distribusi pertanian," katanya.
Menurut Airlangga, harga buah dan sayur impor lebih murah daripada buah dan sayur lokal, kemungkinan karena harga di tingkat petani sudah tinggi dan biaya distribusi juga tinggi.Buah dan syuran impor yang banyak ditemukan di Pasar Induk Kramatjati Jakarta berasal dari China dan Thailand.
Bahkan, Komisi VI DPR RI juga menemukan ada jeruk diimpor dari Uruguay, Amerika Latin. Harga sayuran impor yakni kentang impor Rp5.500 per kg sedangkan kentang lokal Rp7.000 per kg, jahe impor Rp11.000 per kg dan jahe lokal Rp12.000 per kg, wortel impor Rp4.000 per kg sedangkan wortel lokal Rp5.000 per kg.