REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN – Produk kartu lebaran yang biasanya menjadi andalan PT Pos Indonesia setiap kali menjelang Hari Raya Idul Fitri, sepertinya tak lagi diminati masyarakat. Hal ini dikatakan oleh Kepala Kantor PT Pos Indonesia cabang Pacitan, Arif Budi Hartanto.
Realitas ini, kata Arif, mengacu pada hasil penjualan produk serupa hingga pertengahan bulan puasa/Ramadhan kali ini. "Sampai saat ini belum ada warga yang memesan kartu lebaran. Padahal kita memberikannya secara gratis," ujarnya.
Arif mengakui sejak kehadiran perangkat komunikasi macam telepon genggam, omzet pengiriman kartu lebaran turun. Warga rupanya lebih memilih menggunakan fasilitas pesan singkat SMS (Short Message Service), MMS (Multimedia Messaging Service), serta surat elektronik (e-mail) untuk menyampaikan permohonan maaf.
"Omzet kami rasakan turun drastis sejak menjamurnya telepon seluler beberapa tahun terakhir. Mungkin pertimbangannya karena lebih praktis," ujarnya.
Menurut Arif, fenomena sepinya penggunaan kartu lebaran sebenarnya tidak hanya terjadi di Kabupaten Pacitan. Hal serupa juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Namun demikian, dia masih berharap pada beberapa perusahaan pelanggan untuk menggunakan kartu lebaran.
"Biasanya korporat (perusahaan) masih menggunakan kartu lebaran untuk dikirimkan ke mitra bisnis atau klien, seperti perusahaan asuransi, leasing atau bank," kata Arif.
Warga yang ingin menggunakannya sebenarnya hanya membayar biaya kirim melalui pembelian perangko. Untuk keperluan menyambut lebaran tahun ini sendiri, PT Pos Indonesia cabang Pacitan telah memesan sekitar 200 lembar kartu ucapan.
Namun, lanjut Arif, rendahnya minat warga menggunakan kartu lebaran tidak sampai menular pada produk jasa pengiriman paket. Buktinya, memasuki pekan kedua bulan Ramadhan, jumlah pengiriman paket melalui jasa PT Pos Indonesia mulai membludak. Bahkan peningkatan bukan hanya pada jenis paket yang datang, tetapi juga pengiriman keluar Kabupaten Pacitan.