REPUBLIKA.CO.ID, DOMPU - Kepolisian Resort Lombok Timur, Nusa Tenggara, mengimbau seluruh masyarakat untuk mewaspadai tindak kejahatan pada saat pelaksanaan shalat sunat tarawih dan subuh, karena sebagian besar warga meninggalkan rumah untuk melaksanakan ibadah.
Kepala Bagian Operasi Polres Dompu, Kompol Denny Priyadi, Jum'at (12/8), mengatakan pihaknya tetap waspada untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya tindak kejahatan saat tarawih dan subuh itu. "Sejak awal bulan Ramadhan, kami mulai menerapkan operasi patuh dan cipta kondisi di Kabupaten Dompu. Tahun-tahun sebelumnya memang sering terjadi tindakan kriminal, karena itu kami mengintensifkan turun ke lapangan," ujarnya.
Ia mengatakan saat tarawih merupakan waktu yang cukup rawan karena seringkali terjadi tindak kriminal. Langkah yang diambil adalah dengan mengintensifkan patroli dan menempatkan beberapa petugas di titik-titik yang dianggap rawan.
Di Dompu, kata Deny, kawasan yang paling rawan adalah wilayah perbatasan Sumbawa dan Dompu, serta perbatasan Dompu dan Bima. Ini menjadi prioritas utama, selain tempat-tempat peribadatan.
Selain saat warga menjalankan shalat tarawih, waktu rawan lainnya adalah menjelang shalat Subuh. "Biasanya setelah makan sahur, masyarakat langsung berangkat ke masjid. Jadi rumah ditinggal,” katanya.
Untuk menekan angka angka kriminalitas saat Ramadan, ujarnya, pihaknya menempatkan sepertiga kekuatan untuk menjangkau titik yang dianggap rawan. Apalagi, setelah penangkapan pimpinan Ponpes Umar bin Khattab Ustadz Abrori dan para pengikutnya.
Denny mengimbau masyarakat untuk menjaga rumahnya masing-masing, misalnya dengan membuat kunci dobel dan tidak meninggalkan rumah dalam keadaan kosong.