Umat Jangan Hanya Beramal saat Ramadhan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Johar Arif

Rabu 10 Aug 2011 20:16 WIB

Ismail Agus Said Foto: Republika/Agung Supriyanto Ismail Agus Said

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Selama ramadhan tingkat beramal masyarakat sangat tinggi. Sayangnya, kecenderungan itu menurun saat 11 bulan berikutnya. "Ini yang jadi masalah," kata President Direktur, Dompet Dhuafa, Ismail Agus Said, kepada Republika.co.id, Rabu (10/9). Ia mengatakan beramal kepada sesama tidak perlu menunggu bulan suci Ramadhan. Sebab, beramal bisa dilakukan kapan pun.

Menurut Ismail, kecenderungan itu tidak salah. Tapi akan lebih baik apabila aktivitas sosial tidak perlu menunggu Ramadhan tiba. Dengan demikian, mereka yang berhak dapat segera terbantu. "Saya pikir, lantaranan pahalanya lebih besar, maka masyarakat lebih memilih beramal saat Ramadhan," kata dia.

Solusinya, kata Ismail, Lembaga Amal dan Zakat (LAZ) agar lebih aktif lagi dalam mengajak masyarakat. Pihaknya misalnya, selalu mengedepankan program yang sedang berjalan lalu diberitahukan kepada para donatur untuk turut menyumbang. "Para donatur kita kan masih pasif, jadi LAZ harus lebih aktif lagi menarik masyarakat untuk beramal," kata dia.

Sementara itu, sampai hari ke 10 Ramadhan, Dompet Dhuafa telah menjalin kerjasama dengan 10 perusahan nasional untuk menyalurkan bantuan kepada mereka yang berhak. Kondisi itu serupa dengan Ramadhan tahun lalu. "Selama Ramadhan pasti kita sibuk, apalagi banyak perusahaan yang hendak menyalurkan bantuan," kata dia.

Bantuan yang diberikan cukup bervariasi. Mereka ada yang memberi bantuan tunai dan makanan. Namun, katanya, yang paling banyak diminta adalah buka bersama anak yatim piatu.

Untuk Ramadhan ini, Dompet Dhuafa menargetkan penyaluran bantuan senilai 60 miliar rupiah. Setiap bantuan yang diberikan akan disesuaikan dengan sasaran secara merata. "Tahun kemarin saja bisa 220 miliar. Artinya apa, masyarakat mulai giat beramal. Tapi yaitu tadi, diharapkan jangan bulan Ramadhan saja," kata dia.

Tag :

Terpopuler