Mereka (Anak Yatim) Hanya Mikir yang Sederhana

Rep: C23/ Red: Johar Arif

Selasa 09 Aug 2011 21:10 WIB

Anak Yatim, ilustrasi Anak Yatim, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID - Lagu milik Opick, terdengar di hall Senayan City lantai 8, Selasa (9/8). Di sana sudah ada sekitar 1000 anak yatim dari 10 yayasan di sekitar Senayan City dan Jakarta Pusat. Anak-anak ini dikumpulkan dalam dalam acara buka bersama yang dihelat Senayan City dan Yayasan Agung Podomoro Land YAPL. Selain buka bersama, mereka diberi bingkisan dan uang saku. Turut hadir dalam acara ini Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Walikota Jakarta Pusat Saefullah.

Di antara para peserta, Elga berkumpul bersama kawan-kawannya. Bocah umur 12 tahun ini terlihat sumringah. Ketika ustad Solihin Mahmud bertanya “Siapa di antara kalian yang sudah tidak punya ayah? ”Elga tak menunjukkan wajah sedih. Mukanya masih sumringah, dia mengangkat tangan.

Ketika ustad bertanya lagi “Siapa diantara kalian yang sudah tidak memiliki ibu?” Dia pun ikut mengangkat tangan. “Masya Allah... semua yang di sini adalah anak yatim, dan sebagian yatim piatu,” kata Ustad.

Elga yatim sejak duduk di kelas 1 SD, enam tahun yang lalu. Ibunya meninggal setahun lalu, lima hari sebelum lebaran. Tahun lalu, ketika semua orang berbahagia menyambut hari raya nan fitri, ia harus bersedih, melepas ibunya untuk selamanya. Ibunya sakit paru-paru, ia kini tinggal bersama nenek yang sehari-hari berjualan pastel. Sekolah dan hidup sehari-hari dibiayai oleh sang nenek.

“Senang, bisa buka bareng di sini. Bisa ketemu guburnur,” ungkapnya tersipu. Ia sendiri tidak tahu apa yang ingin ia katakan ketika diberi kesempatan untuk mengobrol dengan Pak Gubernur. “Bingung,” katanya polos.

Ketik sudah besar, Elga ingin menjadi polisi. “Biar bisa menangkap orang yang berbuat jahat,” ujarnya. Ia pun saat ini tak memiliki cita-cita yang muluk. Ia hanya ingin kelak suatu hari bisa membiayai adiknya ketika sudah menjadi orang sukses.

Berbeda dengan Elga, Ponco masih beruntung. Walaupun tak sempat mengenal wajah sang ayah karena sudah ditinggal sejak usia 1 tahun, ia masih memiliki ibu. Ibu Ponco kini sakit struk, sehari-hari ia bersekolah dari biaya yang diberikan oleh “mbah” dan “budhe”. Bocah 10 tahun yang pernah tinggal di Jepara ini mengaku keinginannya hanya ingin mebahagiakan sang ibu. Ibu Ponco suka ketika ia rajin belajar, walaupun kenyataannya kadang masih sering malas belajar.

“Tapi sholatnya masih lengkap lho. Ponco selalu berdoa biar bapak masuk surga dan ibu bisa cepet sembuh dari sakit.”

Tak pernah terpikir banyak hal dari bocah-bocah yatim ini, mereka hanya berfikir tentang hal yang sederhana.

Dalam ceramahnya, ustad Soleh Mahmud berpesan kepada anak-anak agar jangan pernah meninggalkan shalat, puasa, dan menjadi anak soleh karena doa anak soleh tak pernah putus pahalanya.

Anak-anak itu kehilangan tempat untuk bersandar. Orang tua mereka sudah tidak ada lagi. Inilah tugas kita untuk membimbing mereka agar menjadi generasi pengganti kita yang lebih baik.

Terpopuler