Anissa Budi Utami: Jalani Ibadah Puasa dengan Usaha Terbaik

Rep: Agung Sasongko/ Red: Johar Arif

Jumat 05 Aug 2011 05:00 WIB

Anissa Budi Utami Foto: klikdokter.com Anissa Budi Utami

REPUBLIKA.CO.ID - Berlatih berpuasa sejak dini memberikan pengaruh besar saat seorang Muslim mencapai usia dewasa. Pada saat itu seharusnya seorang Muslim sudah mendapatkan manfaat utuh dari kewajiban berpuasa. Demikian diungkapkan finalis Putri Pariwisata Indonesia 2010, Annisa Budi Utami, kepada Republika.co.id.

Anissa mengaku sedari kecil dirinya sudah dididik berpuasa. Memasuki usia dewasa, latihan itu membuat dirinya terbiasa dengan nuansa berpuasa. Apalagi 11 bulan sebelumnya, ia intens berpuasa sunnah Senin-Kamis. "Jadi, karena sudah biasa, ya apa pun aktivitasnya, puasa jalan terus," kata dia.

Sebagai finalis Putri Pariwisata, ia memiliki kewajiban untuk mengunjungi sejumlah daerah guna mempromosikan kebudayaan daerah yang dituju. Dapat dipastikan, tugasnya itu membutuhkan tenaga ekstra. Namun, ia tak gentar. Yaitu tadi, manfaat berpuasa sedari kecil membuat ia tidak mempersoalkan berat atau tidaknya pekerjaan. "Bekerja sembari di bulan puasa, akan membuat puasa yang dijalankan tidak terasa, tahu-tahu sudah magrib saja," kata dia.

Dikatakan Anissa, ada banyak manfaat yang dirasakannya saat berpuasa sejak dini. Sewaktu kecil, mungkin hawa nafsu masih sulit dikendalikan, utamanya terkait dengan makanan. Beranjak dewasa, nafsu itu, tidak hanya nafsu lapar dan haus tapi nafsu lainnya seperti emosional dapat ia kontrol dengan baik. "Memang beda sekali, boleh dibilang saya bisa mengontrol diri terutama emosi," kata dia.

Selain emosi, dia merasakan keakraban bersama keluarga yang kian hangat ketimbang sebelum bulan suci Ramadhan tiba. Apalagi ia terbilang sibuk sehingga acapkali absen untuk bersama keluarga. Untuk itu, sesibuk apapun pekerjaan yang dilakoni, ia selalu mengusahakan agar berbuka di rumah. "Beda lho nuansa berbuka di rumah atau di luar, kalau aku lebih memilih di rumah," ungkap dia.

Tak hanya menyempatkan berbuka di rumah, Anissa juga berusaha untuk tarawih di rumah atau masjid. Menurut dia, sayang untuk melewatkan terawih meski hukumnya sunnah. Sebab, kata Annisa berpuasa tanpa tarawih terasa kurang lengkap. "Makanya, saya mungkin tidak setiap hari bisa terawih di masjid, tapi diusahakan untuk melaksanakannya dirumah," kata dia.

Namun, ada satu hal yang mengganjal Anissa, yakni belum optimal bertadarus. Selama ini, ia baru menyempatkan bertadarus minimal seminggu sekali. "Yaitu, aku mungkin dapat bertarawih, namun, ketika mau lanjut tadarus sudah lelah duluan," kata dia.

Anissa baru memungkinkan bertadarus saat tidak ada pekerjaan. Ia tak berpikir lama-lama untuk segera bertadarus. "Intinya saya mencoba untuk memanfaatkan waktu yang ada tanpa harus memaksakan diri," ujarnya dia.

Tergantung pribadi

Saat berbicara soal suasana berpuasa, Anissa mengaku prihatin dengan penurunan suasana religius di dalam masyarakat Indonesia, utamanya daerah perkotaan. Kondisi itu, ungkap dia, sangat berpengaruh terhadap setiap Muslim yang menjalankan ibadah puasa.

Meski demikian, Anissa berpendapat, masalah penurunan suasana sewajarnya tidak berpengaruh besar asalkan setiap pribadi memiliki niat dan ketulusan untuk menjalankan ibadah puasa secara kaffah. Dua hal itu dinilai Anissa sudah cukup untuk membentengi setiap Muslim dari pengaruh penurunan suasana religius.

Dikatakan Anissa, kurangnya niat dan ketulusan yang dijadikan modal setiap Muslim maka menyebabkan ibadah puasa seolah dijalani lantaran keterpaksaan bukan kenikmatan. "Kita ini belum melihat ibadah puasa secara substansial tetapi lebih melihat adanya elemen kewajiban yang memberatkan," kata dia.

Oleh karena itu, melalui momentum puasa tahun ini, Anissa mengajak umat Islam untuk melihat esensi dari puasa. Menurut dia, ketika Muslim telah merasakan esensi manfaat dari puasa maka seberat apapun tantangan yang dihadapi akan dilaksanakan dengan kesungguhan hati dan ikhlas.

"Belum sempurna tidak masalah, sebab ada proses menuju kesempurnaan. Yang terpenting, coba jalani ibadah puasa dengan usaha terbaik, karena kesempurnaan itu Allah SWT yang menilai," kata dia.